PENDEKATAN REGULATORI
DALAM FORMULASI TEORI AKUNTANSI
A.
Sifat-Sifat
Standar Akuntansi
Standar akuntansi
mendominasi tugas-tugas akuntan. Standar-standar tersebut terus menerus
berubah, dihapus, dan ditambahkan baik itu di Amerika Serikat atau di
negara-negara lainnya. Standar menyajikan petunjuk yang praktis dan mudah yang
terkait dengan tugas-tugas akuntan. Standar secara umum diterima sebagai aturan
perusahaan, yang diikuti dengan sanksi terhadap ketidakpatuhan. Standar
biasanya terdiri dari tiga bagian :
1)
Uraian masalah yang
harus diatasi
2)
Pembahasan dengan penalaran
(kemungkinan dengan menggali teori dasar) atau cara-cara pemecahan masalah
3)
Selanjutnya sejalan
dengan keputusan atau teori, solusi ditetapkan.
Secara
umum, terutama dalam pengauditan, standar terbatas sampai poin ke tiga, karena
adanya sejumlah kontroversi tentang tidak adanya teori-teori pendukung dan
pendekatan yang secara jelas digunakan. Umumnya standar yang ada hanya sampai
poin satu dan dua dengan dukungan teoritis yang sangat ringkas dalam memberi
petunjuk terhadap tindakan yang dilakukan.
Ada
sejumlah pertimbangan dalam penetapan standar yang harus diperhatikan :
1)
Standar menyajikan
informasi tentang posisi keuangan, kinerja, dan aktivitas sebuah perusahaan
bagi seluruh pengguna informasi
2)
Standar menyajikan
petunjuk dan aturan tindakan bagi akuntan publik yang memungkinkan pengujian
secara hati-hati (due care) dan independen saat menggunakan keahlian dan
integrasinya salam mengaudit laporan perusahaan, serta saat membuktikan
kewajarannya.
3)
Standar menyajikan
kumpulan data bagi pemerintah tentang berbagai variabel yang patut
dipertimbangkan dalam bidang perpajakan, regulasi perusahaan, perencanaan serta
regulasi ekonomi dan peningkatan efisiensi ekonomi serta tujuan sosial lainnya.
4)
Standar menghasilkan
prinsip dan teori yang penting bagi seluruh pihak yang berkepentingan dalam
disiplin ilmu akuntansi. Penyebarluasan standar menghasilkan banyak kontroversi
dan perdebatan baik dalam lingkungan praktik maupun akademik, sebuah kedaan yang
lebih baik daripada apatis.
B.
Tujuan
Penyusunan Standar
Pembuatan suatu standar
mungkin dapat bermanfaat bagi suatu pihak, namun dapat juga merugikan pihak
lain. Hal ini merupakan suatu bentuk pilihan sosial. Pilihan ini mendorong
penyusun standar mengadopsi proses politis dalam rangka memperoleh akomodasi.
Saat ini ada dua pendekatan keadilan dalam kebijakan akuntansi yang muncul,
yaitu :
1)
Pendekatan Penyajian
Kebenaran
Pendekatan ini
menginginkan laporan yang netral dan berusaha mencapai penyajian yang benar
melalui proses penyusunan standar.
2)
Pendekatan Konsekuensi
Ekonomik
Pendekatan ini menekankan pada penggunaan standar dengan
konsekuensi ekonomi yang baik dan buruk. Standar yang dirancang harusmemiliki
pengaruh positif atau setidaknya memiliki pengaruh negatif terhadap
kesejahteraan sosial.
C.
Entitas
yang Menaruh Perhatian pada Standar Akuntansi
a.
Kantor-Kantor Akuntan
Publik dan Individu
Kantor akuntan publik
dan individu bertanggungjawab untuk secara independen menyatakan bahwa laporan
keuangan suatu perusahaan disajikan secara wajar dan akurat seluruh hasil
aktivitasnya.
b.
American Institute of
Certified Public Accountants (AICPA)
American Institute of
Certified Public Accountants (AICPA) merupakan organisasi profesi yang
mengkoordinasi praktik para akuntan
publik bersertifikat (CPA) di Amerika Serikat. Lembaga ini memiliki due
komite teknis senior yang mempunyai
peran penting yaitu Acocunting Standards Executive Commitee (AcSec) dan
Suditing Standards Commitee (AuSec) yang berwenang untuk mewakili AICPA dalam menanggapi masalah-masalah akuntansi
keuangan dan biaya serta masalah pengauditan.
Tahun 1959, AICPA
membentuk lembaga baru, yaitu Accountinng Principles Board (APB) untuk
mempercepatpenyajian secara tertulis tentang apa yang dimaksudkan dengan
prinsip-prinsip akuntansi yang diterima umum. APB menyajikan opini yang
tujuannya agar dapat digunakan sebagai petunjuk praktik-praktik akuntansi,
kecuali jika digantikan FASB.
c. The
American Accounting Association (AAA)
American Accounting
Association merupakan organisasi untuk para akuntan dari bidang akademik maupun
individu yang tertarik dengan perbaikan praktik dan teori akuntansi. AAA
berfungsi sebagai suatu forum akademik yang mengungkapkan berbagai pandangan
tentang isu dan topik akuntansi, baik secara individu maupun melalui
organisasi-organisasi khusus seperti komite-komite penelitian.
d. The
Financial Accounting Standards Board (FASB)
Financial Accounting
Standards Board (FASB) menggantikan Accounting Priciple Board pada tahun 1973 sebagai badan yang bertanggungjawab
untuk menetapkan standar-standar akuntansi. FASB merupakan badan yang bersifat
otoritatif, independen dengan tugas menetapkan dan meningkatkan standar laporan
dan akuntansi keuangan, sehingga standar-standar tersebut menaruh perhatian
utama pada pencatatan informasi tentang kejadian ekonomi dan transaksi melalui
cara yang berarti dalam laporan keuangan.
e. Securities
and Exchange Commision (SEC)
Securities and Exchange
Commision (SEC) dibentuk oleh kongres pada tahun 1934, dengan tanggung jawab
utama mengenai administrasi berbagai ketentuan yang meregulasi pasar saham dan
menjamin laporan serta pengungkapan yang memadai dari setiap perusahaan di
Amerika.
SEC mendukung FASB
dengan sejumlah syarat bahwa SEC tidak mendelegasikan setiap wewenang atau
mengabaikan hak untuk menolak, mengubah, atau menunda pengumuman FASB melalui
prosedur yang telah diregulasi.
f. Pengguna
Laporan Keuangan
Kelompok-kelompok yang
berkepentingan terhadap aktivitas sebuah organisasi berorientasi profit dapat
diklasifikasikan sebagai pengguna langsung dan tidak langsung. Pennguna
langsung meliputi pemilik dan pemegang saham perusahaan, pemberi pinjaman dan
pemasok, manajemen perusahaan, dinas perpajakan dll. Sedangkan pengguna tidak
langsung diantaranya adalah analisis dan konsultan keuangan, pasar saham,
pengacara, asosiasi dagang, dll. Pengguna langsung dan tidak langsung memiliki
tujuan yang berbeda dan saling bertentangan karena pada dasarnya memiliki
kebutuhan informasi yang berbeda.
D.
Siapa
yang Seharusnya Menyusun Standar Akuntansi?
a. Teori-Teeori
Regulasi
Regulasi umumnya
diasumsikan akan diterima oleh industri terkait dan didisain serta dioperasikan
dengan tujuan utama memperoles keuntungan. Ada dua kategori utama tentang
regulasi industri :
·
Teori Kepentingan Umum
(Public Interest Theories)
Teori kepentingan
umum menyatakan bahwa regulasi disajikan
untuk menanggapi permintaan publik akan koreksi terhadap ketidakefisienan atau
ketidaklayakan harga pasar. Teori ini tujuan utamanya adalah melindungi dan
menjamin kepentingan umum.
·
Teori Kepentingan
Kelompok
Teori kepentingan
kelompok atau teori perebutan menyatakan bahwa regulasi disajikan untuk
menanggapi permintaan kelompok tertentu dengan tujuan untuk memkasimalkan
income anggotanya.
b. Haruskah
Kita Meregulasi Akuntansi?
Ada perdebatan apakah
akuntansi itu perlu diregulasi atau tidak.
Pihak yang tidak
menginginkan regulasi, menggunakan teori agensi dalam mempertanyakan, mengapa
harus ada insentif untuk pembuatan laporan yang andal dan suka rela bagi
pemilik. Untuk menyelesaikan konflik antara pemilik dan manajemen, laporan
keuangan digunakan untuk memonitor hubungan kerja, untuk menilai dan menentukan
kompensasi manajer. Selain itu, perusahaan dituntut untuk menyajikan laporan
secara suka rela dan kegagalan untuk menyajikan laporan dapat diinterpretasikan
sebagai kabar buruk bagi pasar. Bahkan apabila perusahaan tidak menyajikan
laporan secara suka rela, pengguna infirmasi dapat memaksa pihak-pihak terkait
untuk menyajikan informais tersebut.
Pihak yang menginginkan
regulasi menggunakan argumentasi kepentingan umum. Pada dasarnya kegagalan pasar
maupun kebutuhan untuk mencapai tujuan sosial
memaksa adanya regulasi akuntansi. Kegagalan pasar, sebagai isu alokasi
yang belum optimal, mungkin disebabkan oleh :
1) Keengganan
perusahaan untuk mengungkapkan informasinya, sebagai pihak yang menguasai informasi
tentang dirinya sendiri
2) Adanya
penyelewengan
3) Penyajian
informasi akuntansi secara tidak semestinya
Kebutuhan untuk
mencapai tujuan sosial yang memuaskan juga mendukung perlunya regulasi
akuntansi. Tujuan ini emncakup tujuan laporam, informasi yang disajikan secara
seimbang, dan perlindungan terhadap investor.
c.
Pendekatan
Pasar Bebas
Pendekatan
pasar bebs dalam menghasilkan standar akuntansi dimulai dari asumsi dasar bahwa
informasi akuntansi merupakan sebuah produk yang bersifat ekonomis sama seperti
barang dan jasa lainnya. Atas dasar itu informasi akuntansi merupakan subjek
kekuatan permintaan dari para pengguna yang disediakan oleh para
penyaji.Hasilnya adalah jumlah pengungkapan informasi yang optimal pada tingkat
harga yang optimal pula. Kapan saja suatu informasi diperlukam dan sejumlah
harga tertentu ditawarkan untuk itu, pasar akan menyediakan informasii asalkan
harga yang ditawarkan melebihi biaya untuk informasi tersebut. Maka pasar
kemudian dikatakan menyajikan mekanisme ideal untuk menentukan bentuk informasi
yang harus diungkapkan , penerima informasi , dan standar akuntansi untuk
meregulasi penyediaan sejumlah informasi.
Pendukung
pendekatan regulator (baik swasta maupun publik) menyatakan bahwa ada kegagalan
pasar baik secara eksplisit maupun implisit dalam pasar informasi swasta.
1.
Secara umum,
kegagalan pasar eksplisit diasumsikan terjasi saat kuantitas maupun kualitas
barang yang disajikan berbeda dengan biaya dan manfaat yang diperoleh dari
barang tersebut, dan solusi pasar yang dihasilkan merupakan alokasi sumber daya
non-Pareto. Kegagaan yang sama juga terjadi dalam pasar khusus informasi
akuntansi , dengan asumsi bahwa kuantitas dan kualitas informasi akuntansi
berbeda dari manfaat sosial maksimum yang diperoleh . Lebih jelasnya informasi
akuntansi dipandang sebagai barang umum, dan terkait dengan ketidakmampuan
untuk mengeluarkan pihak-pihak yang terlibat dalam penjualan (nonpurchaser/free
rider). Ini merupakan produksi optimal informasi perusahaan non-Pareto.
2.
Teori kegagalan
pasar implisit menekankan pada satu atau lebih kondisi berikut sehingga
terdapat gangguan dalam pasar informasi akuntansi.
a)
Pengendalian
atas informasi yang bersifat monopoli oleh manajemen.
b)
Investor yang
naïf.
c)
Ketakutan akan
kegagalan fungsional (functional fixation).
d)
Penyimpaangn
perhitungan.
e)
Keanekaragaman
prosedur.
f)
Kurangnya
Objektivitas.
Setiap
dugaan gangguan diatas diuji dengn cara berikut:
a)
Pengendalian
atas informasi yang bersifat monopoli oleh manajemen: dihipotesiskan disini
akuntan memiliki pengaruh monopoli atas data yang disajikan dan digunakan
pasar. Akibatnya, pasar tidak dapat benar-benar membedakan antara pengaruh yang
disebabkan oleh keadaan sesungguhnya atau pengaruh akuntansi dan mungkin
dibingungkan oleh perubahan akuntansi.
b)
Investor yang
naïf : dihipotesiskan bahwa tidak memiliki pengetahuan yang baik mengenai
kompleksitas tekhnik dan tranformasi akuntansi mungkin akan dikelabui dengan
penggunaan tekhnik yang berbeda oleh perusahaan dan mungkin tidak dapat
menyesuaikan proses pembuatan keputusan untuk melakukan diversitas prosedur
akuntansi dalam perhitungannya
c)
Ketakutan akan
kegagalan fungsional (functional fixation): Kondisi dimana investor gagal untuk
merubah keputusan menjadi lebih baik karena perubahan data akuntansi.
d)
Penyimpangn
perhitungan: Karena akuntansi sangat bertumpu pada basis perhtungan asset dan
prosedur alokasi yang dipandang sepihak dan tidak dapat diperbaiki, keluaran
akuntansi merupakan sesuatu yang tidak berarti atau bahkan menyesatkan untuk
pembuat keputusan.
e)
Keanekaragaman
prosedur: adanya flksibilitas dalam pemilihan teknik-teknik akuntansi yang
digunakan untuk melaporkan kejadian tertentu dan kecendrungan manajemen dalam
menyajikan gambaran yang diinginkan, menyebabkan produk akuntansi dari satu
perusahaan dengan perusahaan lain memiliki kekurangan dari sisi perbandingan
dan manfaat.
f)
Kurangnya
objektivitas : tidak ada kriteria objektif yang dapat digunakan manajemen untuk
endasarkan pilihannya akan tekhnik-tekhnik akuntansi : hasilnya adalah keluaran
yang tidak diperbandingkan.
Adanya asimetri informasi yang semakinbesar diatara
partisipan pasar menyebabkan biaya transaksi semakin tinggi dan likuiditas
semakin rendah dalam perdagangan saham perusahaan, akibatnya meningkatnya rate
of return yang diisyaratkan dan turunnya harga saham. Diamond dan Varrenchia
menyarankan bahwa apabila manajer menunjukkan komitmen yang dapat dipercaya
untuk meningkatkan pengungkapan , karena meningkatnaya ketepatan informasi
publik tentang nilai perusahaan, meningkatnya harga saham akibat berkurangnya
asimetri informasi dan meningkatnya liquiditas. Hal ini merupakan inti dari
perspektif asimetri informasi, dan meningkatnya liquiditas . Hal ini merupakan
inti dari perspektif asimetri informasi , dengan pengertian bahwa manajer yang
memaksimalkan nilai akan memilih teknik dari sekumpulan teknik akuntansi yang
tersedia dengan tujuan untuk mengurangi asimetri informasi sampai ketingkat dimana manfaat yang
diharapkn dari pengungkapan yang baru seimbang denganbiaya yang dikeluarkan ,
seperti biaya persiapan dan pengungkapan tersebut.
Berdasarkan dugaan pengaruh tersebut , beberapa orang
yang mendukung regulasi atas akuntansi mengkritik bahwa pendekatan pasar tidak
efektif dan menyataka bahwa regulasi merupakan cara yang lebih baik untuk
meningkatkan produk akutansi . Terdapat tantangan terhadap teori kegagalan
pasar.
Teori kegagalan pasar mengandung suatu kesalahan
fatal. Keluaran yang oleh teori tersebut diidentifikasi sebagai optimal hanya
sekedar istilah- istilah ini dapat didefinisikan sendiri-sendiri oleh suatu
ketentuan setiap lembaga yang menghasilkan keluaran tersebut . Jadi, kecuali
jika teori kegagalan pasar memasukkan target yang ditetapkan oleh lembaga yang
bersangkutan , teori tersebut tidak memiliki akibat apapun. Adalah tidak masuk
akal apabila menyalahkan keluaran sesungguhny dari suatu pasar (atau perwakilan
pemerintah ) secara keseluruhan dikarenakan kuantits dan kualitas keluaran
tersebut berbeda dari standar normal yang secara salah dikataka sebagai
optimal.
Pertanyaan selanjutnya adalah apa yang terjadi
terhadap akuntansi keuangan dengan tidak adanya regulasi yang diinginkan.
Kripke mengajuka dua kemungkinan berikut ini:
Pertama, akan ada kecukupan pengungkapan akuntansi
yang berkeinambungan , sebagai negosiasi atara penyedia laporan dengan para
pemberi pinjaman , investor , dan underwriter pada saat penerbitan saham
perdana dan adanya tekanan dari para analis di pasar modal. Kedua, keseragaman
akuntansi akan semakin berkurang dibandingkan dengan saat ini, karena perbedaan
pandangan yang sangat besar dalam menginterprestasikan dan menggambarkan suatu
kejadian , akan disembunyikan oleh sistem yang diberi kewenangan untuk
melakukan ha tersebut . Namun, tekanan-tekanan akan semakin banya dan
pengungkapan akan semakin memadai sehingga memungkinnkan para pembacanya
membuat kebijakan sendiri.
d.
Regulasi
Standar Akuntansi oleh Sektor Swasta
Pendekatan
sektor swasta dalam regulasi standar akuntansi menggunakan asumsi dasar bahwa
kepentingan publik terhadap akuntansi akan terlayani dengan baik apabila
penyusunan standar diserahkan kepada sektor swasta .Penyusun standar swasta di
Amerika Serikat melipti committee on Accounting Procedures (1939-1959) dan
Financial Accounting Standard Board (1973-sekarang). Karena FASB adalah badan
penyusun standard di sector swasta , badan ini dapat menggambarkan kelebihan
dan keterbatasan regulasi standar akuntansi oleh sektor swasta.
Pendukung
pendekatan sector swasta menggunakan argumen ini untuk mempertahankan posisi
mereka.
1. FASB terlihat responsif terhadap konstituen
(constituents). Pertama, anggotanya trdiri dari beberapa kelompok yang
mempunyai kepentingan yang berbeda, selain yang berasal dari profesi akuntansi.
Kedua, dukungan keuangannya berasal dari kontribusi individu, kelompok , dan
asosiasi yang berbed-beda. Ketiga, FASB menggunakan due-process procedureyang kompleks untuk menanggapi berbagai
kepentingan konstituen. Keempat, due process procedure tersebut menghasilkan
kepedulian aktif terhadap konsekuensi tindakan-tindakannya bagi konstituen.
2. FASB mampu menarik orang-orang yang memiliki
pengetahuan teknis untuk mengembangkan dan mengimplementasikan sistem
pengukuran alternatif.
3. FASB terlihat sukses dalam memperoleh tanggapan dari
berbagai konstituensinya dan dalam menanggapi sejumlah masukkan.
Penentang pendekatan sektor swasta menggunakan argumen
berikut dalam mempertahankan posisi mereka :
1.
FASB tidak
memiliki kewenangan statutori dan kekuatan untuk memaksakan aturan yang
dibuatnya, serta mengahadapi tantangan penolakan dari kongres maupun lembaga
pemerintah lainnya. Kaplan menyatakan hal berikut :
“Penerimaan
atas standar FASB memerlukan pernyataan persetujuan sukarela dari AICPA dan
pendelegasian wewenang dari SEC. Karena tidak adanya kewenangan statuori ,
lembaga penyusun standar yang bersifat swasta akan selalu rentan dengan
konstituen yang dirugikan saat mereka meraa kepentingan mulai menjadi besar.”
Situasi
ini disebabkan oleh penempatan posisi kongres dan SEC dalam proses penyusun
standar. Berdasarkan Securities Act of
1933 dan Securities Act of 1934,
kongres menjadi lembaga yang memiliki kewenangan legal untuk penyusunan
standar. Kongres kemudian mendelegasikan wewenang pada profesi akuntansi.
Akhirnya dalam Accounting Series Release No. 150, SEC mengakui sifat
autoritatif dari pernyataan FASB dan pada saat yang sama mempertahankan
perannya sebagai konsultan dan pengawas tetap yang merupakan suatu ancaman
penolakan.
2. FASB sering dituduh tidak independen dari
konstituennya yang besar , kantor akuntan public dan korporasi. Tidak adanya
independensi ini terwujud dalam kurangnya tanggapann terhadap kepentingan
publik.
3. FASB sering dituduh laban dalam menanggapi isu-isu
krusial bagi sejumlah konstituennya. Hal ini disebabkan butuh waktu yang lama
untuk melakukan kajian yang mendalam.
e.
Regulasi Standar
Akuntansi oleh Sektor Publik
Agar
regulasi berjalan efektif maka regulasi harus berasal dari prinsip umum
tertentu. Elliot dan Schuetze menyatakan:
1.
Regulasi tidak
boleh melanggar hak azazi dan Undang-undang dasar.
2.
Regulasi harus
dirancang untuk mencegah kemungkinan atau realitas perubahan sosial.
3.
Regulasi harus
mencerminkan kepentingan publik.
4.
Regulasi
seharusnya tidak digunakan oleh sektor swasta apabila tujuannya dapat dicapai
oleh institusi-institusi sektor swasta.
5.
Regulasi yang
potensial seharusnya tidak menanggung beban bahwa regulasi tersebut sudah
terjamin kekuatannya , daripada pendukung regulasi yang membukikan bahwa
regulais tersebut memang terjamin.
6.
Tindakan yang
berhubungan dengan regulasi seharusnya tidak digunakan untuk memperbaiki pelanggaran
hukum yang kadang-kadang terjadi, yang sebenarnya merupakan tugas penyelenggara
hukum dan tanggung jawab yang berkaitan dengan regulasi juga tidak diterapkan
untuk memerangi perilaku anti sosial yang kadang-kadang terjadi, yang
sebenarnya dapat dilarang melalui undang-undang.
Walaupun seluruh prinsip ini terpenuhi , regulasi
tetap saja kemungkinan untuk gagal. Buckley dan O’Sullivan mengidentifikasi
adanya sejumlah kegagalan regulasi yang meliputi :
1.
Zero-Cost Phenomenon merupakan hasil dari kenyataan bahwa regulasi sama sekali tidak
menanggung kerugian yang ditimbulkan akibat kegagalannya.
2.
Regulatory lag atau nonfeasance meruapakan akibat dari penundaan sebuah regulasi .
3.
Regulatory trap
mengacu pada kesulitan-kesulitan untuk membalik regulasi yang sudah ada .
4.
Tar-baby effectmeruapakan
akibat dari yang ditimbulkan dari kecendrungan regulasi untuk terus berkembang.
Pendukung regulasi standar akuntansi oleh sector
public menggunakan argumen berikut dalam mempertahankan pendapat mereka :
1.
Secara umum sudah diketahui bahwa proses
inovasi dalam akuntansi didasarkan pada peran lembaga pemerintah, seperti SEC
yang disebut sebagai “pengganggu yang kreatif (creative irritant) “ . burton
mantan chif accountant SEC,membuat catatan berikut ini:
Sejak
pembentukannya ditahun 1934, SEC merupakan sumber gangguan utama dalam
akuntansi , dan praktik profesi akuntan public secara umum melayani
keberadaannya. Hipotesis tulisan ini adalah bahwa kombinasi dorongan SEC an
reaksi profesi adalah sesuatu yang secara logis muncul dari paksaan historis
dan ekonomis terhadap pekerjaannya yang bersifat berkesinambungan, dan hasilnya
diharapkan memenuhi keseimbangan kepuasan dari berbagai kepentingan dan tujuan.
Dalam lingkungan laporan keuangan yang ada saat ini, perubahan yang mendasar
tidak akan terjadi tanpa adanya dorongan SEC.
Implikasinya
adalah bahwa SEC merupakan katalisator terpenting dalam perubahan dan bahwa
sector swasta serta paksaan pasar tidak menyajikan kepeloporan yang diperlukan
untuk sejumlah perubahan. SEC meruapakan instrument dalam menuntun profesi dari
metode akuntani yang “safe” dan
“konservatif” kearah metode yang lebih inofatif dan lebih realistis.
2.
Diyakini bahwa struktur regulasi pasar saham
yang ditetapkan malalui Securities Acts of 1933 dan 1934 memberi perlindungan
bagi para investor terhadap berbagai ancaman.
3.
SEC termotivasi
oleh keinginan untuk menyajikan tingkat pengungkapan kepada public dan yang
dianggap perlu dan memadai dalam pembuatan keputusan . Burton menyatakan :
SEC bertujuan untuk mencapai tingkat pengungkapan
kepada publik paling tidak pada tingkat pengungkapan yang diharapkan para
penyajia atau sebagian besar pemakai .apabila terjadi kekeliruan tujuan , SEC
berharap melakukan hal itu karena upaya menyajikan lebih banyak informasi ,
karena premis yang mendasari tujuan regulasi adalah bahwa regulasi tersebut
bertujuan untuk memastikan keberadaan informasi yang memadai , sehingga
mekanisme alokasi modal yang ada dipasar dapat terjadi secara efektif.
Untuk melakukan hal tersebut SEC berasumsi bahwa peran
para investor dan upaya-upaya untuk mendifinisak keperluan mereka harus digali
secara terus menerus oleh para analis dan pihak-pihak lainnya.
4.
Tidak seperti FASB, SEC mempunyai legitimasi
yang lebih besar melalui kewenangan statutory yang lebih jelas. selain itu SEC
juga memiliki kekuatan meaksa yang lebih besar daripada sektor swasta.
5.
Sejumlah
tuntutan agar sektor pubik menjadi pengawas dan pengendali muncul disaat suatu
tujuan bertentagan dengan kepentingan umum. Intervensi pemerintah secara
minimal dianggap perlu untuk menolak perilaku ekstrim dan negatif.
6.
Annggota dewan Richard H. Baker, kepala Hause
Banking Committee’s yang merupakan bagian komite pasar modal, tahun 1988
memperkenalkan Financial Accounting Fairness Act yang menyebabkan SEC memveto
pengumuman FASB sebelum perusahaan disyaratkan untuk memenuhi ketentuan
tersebut. Menurut ketentuan , SEC dalam memutuskah apakah prinsip-prinsip FASB
dapat diterapkan untuk perusahaan public, seharusnya mempertimbangkan
sekumpulan pertanyaan yang harus dipenuhi dalam membuat regulasi , atau lolos
dari ketentuan organisasi yang memiliki aturan tersendiri seperti National Association of Securities Dealers.
Namun
demikian terdapat argumen kuat yang menentang regulasi stadar akuntansi oleh
sector publik:
1. Umumnya
diketahui bahwa diperlukan biaya yang besar untuk memenuhi ketentuan pemerintah
dalam penyampaian informasi.
2. Beberapa orang berargumen bahwa para birokrat
mempunyai kecendrungan untuk memaksimalkan total anggaran biro mereka.
3. Akan timbul kondisi yang berbahaya jika penyusunan
standar semakin bersifat politis.
4. Beberapa kalangan mempertanyakan tentang perlunya
sistem pemerintahan yang didukung kekuatan kepolisiaan. Kondisi semacam itu
dapat menghalangi aktivitas penelitian serta pelaksanaan kebijakan akuntansi.
E. Legitimasi
Proses Penyusunan Standar
a.
Prognosis
Pesimistik
Legitimasi
proses penyusunan standar kadang-kadang dihubungkan dengan kemampuannya untuk
menghasilkan sistem akuntansi optimal yakni “sebuah sistem dimana keuntungan
yang diharapkan oleh pemakai strategi keputusan optimal, dapat lebih besar atau
paling tidak sama dengan keuntungan yang diperoleh dari sistem lain “.
Implikasinya adalah tidak ada alternatif penyajian pelaporan keuangan yang
didasarkan pada aturan akuntannsi lain yang dapat menyajikan manfaat lebih
baik. Peningkatan perdebatan dalam literature akuntansi menekankan pada
pencapaian optial sebuah sistem akuntansi . Perdebatan diperpanas oleh
penggunaan teorema yang mustahil oleh Demski untuk pendapat bahwa:
a.
Proses
penyusunan standar akuntansi harus memuaskan kondisi arrow agar dapat disahkan.
b.
Tidak aka nada
sekumpulan standar yang selalu mencari aternatif sesuai preferensi dan
keyakinan.
Ia menyimpulkan sebagai berikut:
Kami telah menginterpretasikan teori akuntansi sebagai
penyaji suatu peringkat yang lengkap dan transitif dari alternatif-alternatif
akuntansi pada tingkat individual. Dengan demikian terbukti bahwa tidak ada
sekumpulan standar (yang diterapkan pada
setiap alternatif) yang ada akan merangking alternatif akuntansi dalam
hubungannya dengan konsisten preferensi dan keyakinan individual.
Prognosis pesimistik ini diperluas untuk menunjukkan:
a.
Bahwa pemilihan
alternatif laporan keuangan “pada akhirnya memerlukan pertukaran antara
keuntungan seseorang di satu sisi dengan yang lainnya”
b.
Bahwa resolusi
alternatif laporan keuangan akan mensyaratan “kebijakan nilai atau etika yang
akan dipertukarkann dengan kesejahteraan seseorang dan dalam dimensi apa
terhadap kesejahteraan siapa”
b. Prognosis Optimistik
Cushing telah memberikan prognosis optimistic tentang
tanggung jawab prinsip akuntansi optimal, dengan catatan bahwa asumsi
heterogenitas pengguna ditinggalkan dan asumsi yang mendasari Arrow Paradox menghadapi tantangan, yaitu
asumsi:
a)
Definii Arrow tentang
fungsi kesejahteraan sosial mensyaratkan piihan sosial yang bersifat transitif.
b)
Bahwa kondisi
Arrow tentang “indenpendensi atau alternatif-alternatif yang tidak relevan”
merupakan pertanyaan yang patut diajukan.
Prognosis optimistic lainnya ditawarkan oleh Bromwich
tentang kemungkinan standar-standar auntansi yang bersifat parsial : yaitu
standar-standar untu satu atau ebih masalah akuntansi lainnya.
F. Accounting
Standar Overload
Accounting
Standard Overload umumnya berhubungan dengan standar akuntansi. Situasi berikut
ini diidentifikasikan sebagai Accounting Standards Overload:
1. Standar yang terlalu banyak.
2. Standar yang terlalu rumit.
3. Tidak ada standar yang kaku, membuat pemilihan
aplikasi menjadi sulit.
4. Standar bertujuan umum (general-purpose standards)
yang gagal menyajikan perbedaan diantaranya:
a.
Entitas publik
dan non publik
b.
Laporan keuangan
tahunan dan interim.
c.
Perusahaan besar
dan kecil.
d.
Laporan keuangan
auditan dan non-auditan.
5.
Stanar bertujuan
umum yang gagal menyajikan perbedaan
kebutuhan di antara para penyaji , pengguna dan CPA.
6.
Pengungkapan
yang berlebihan , pengukuran yang terlalu kompleks atau kedua-duanya.
a.
Pengaruh
Accounting Standard Overload
Standar
akuntansi yang jumlahnya banyak, terlalu sempit, dan kaku dapat berpengaruh
serius dala pekerjaan akuntan, nilai informasi yang disajikan untuk para
pengguna, dan keputusan yang dibuat oleh manajer.Akuntan dapat kehilangan
orientasiya terhadap tugas yang sesungguhnya akibat bayaknya data yang
diperlukan saat memenuhi ketentuan suatu standar. Audit dapat menemui kegagalan
, karena akuntan dapat kehilangan fokus audit dan meninggalkan beberapa
prosedur audit yang penting.
b. Solusi terhadap Accounting Standard Overload
Komite
khusus AICPA tentang standar akuntansi mengevaluasi berbagai kemungkinan
pendekatan berikut ini yang dapat digunakan untuk mengatasi masalah tersebut:
a.
Tidak ada
perubahan, mempertahankan apa yang sudah ada (status quo)
b.
Perubahan dari
konsep yang ada sekarang yang berupa PABU tunggal dan seragam untuk seluruh
bisnis menjadi dua kelompok PABU, sehingga ada PABU tersendiri untuk entitas
tertentu, seperti untuk perusahaan kecil nonpublik.
c.
Perubahan dalam
PABU untuk mempermudah penerapannya dalam setiap usaha bisnis.
d.
Menentukan
alternative pengungkapan dan pengukukuran yang berbeda.
e.
Perubahan dla
standar pelaporan CPA atas laporan keuangan.
f.
Alternative
terhadap PABU sebagai dasar yang sifatna pilihan dalam peyajian laporan
keuangan.
G. Kesimpulan
Penyusunan
dari standar akuntansi muncul sebagai suatu masalah yang kompleks.
Pertama, terlihat bahwa standar
didasarkan pada pinsip-prinsip debatan yang luas dan perbandingan antara
pendukung dan penentang teori-teori yang relevan, dan kemudian dipilih oleh
badan penyusun standar. Kedua, terdapat pertentangan yang jelas dalam
kepentingan dan kebutuhan diantara entitas-entitas yang terkait dengan prinsip
akuntansi. Ketiga, pengembangan prinsip-prinsip akuntansi merupakan sebuah
perjalanan panjang, pertama didominasi oleh manajemen , diregulasi oleh profesi
dan kemudian benar-benar menjadi sesuatu yang bersifat politis. Keempat, setiap
bentuk penyusunan standar dalam pasar bebas, sector swasta, atau sector publik
lainnya, memiliki keunggulan dan keterbatasanya masing-masing; tidak ada konsep
atau praktik yang dapat dijadikan ukuran.Kelima, masalah accounting standard overload memerlukan perbaikan.
No comments:
Post a Comment