Behavioural Research in Accounting
source: Jayne Godfrey, Allan Hodgson, Ann Tarca, Jane Hamilton, Scott Holmes
source: Jayne Godfrey, Allan Hodgson, Ann Tarca, Jane Hamilton, Scott Holmes
Bab
12 membahas penelitian tentang bagaimana pasar modal bereaksi terhadap
informasi akuntansi yang dirilis. Kesulitan penelitian pasar modal adalah bahwa
pasar modal tidak menyelidiki bagaimana informasi sebenarnya diproses oleh
pelaku pasar karena berkonsentrasi hanya pada dua item, yaitu informasi yang
dipublikasikan dan reaksi pasar modal (jika ada), tidak pada apa yang terjadi
di antara dua peristiwa. Salah satu tanggapan terhadap keterbatasan ini adalah
pengembangan teori keagenan seperti yang dijelaskan dalam bab 11. Teori
keagenan meneliti mengapa perusahaan memilih metode akuntansi tertentu dari
satu seperangkat alternatif yang diterima. Meskipun teori keagenan berkaitan
dengan tindakan setiap manajer dan pihak lain, teori ini membuat asumsi penting
bahwa semua individu termotivasi untuk memaksimalkan kepentingan pribadi
mereka. Asumsi ini membuat lebih mudah untuk mengembangkan prediksi yang bisa
diuji untuk penelitian tetapi tidak benar-benar menjelaskan mengapa orang
bertindak seperti yang mereka lakukan, karena alasan yang sama diberikan untuk
perilaku yang berbeda. Misalnya, ketika seorang manajer memilih metode FIFO
untuk penilaian persediaan, teori agensi mengatakan bahwa pemilihan ini
dikarenakan kepentingan pribadi manajer. Begitu juga saat manajer lainya
menggunakan metode rata-rata tertimbang sebagai gantinya, alasan yang sama
diberikan oleh teori, yaitu, pilihan berada di kepentingan manajer. Ketika kita
membuat pilihan yang berbeda untuk alasan yang berbeda, 'kepentingan pribadi'
adalah penjelasan yang sangat lengkap untuk perilaku setiap individu. Jelas,
jika kita memiliki pemahaman yang lebih baik tentang bagaimana orang
menggunakan informasi akuntansi, maka kita perlu mempelajari perilaku aktual
masyarakat dan proses pengambilan keputusan. Ini adalah peran area ketiga
penelitian akuntansi, dikenal sebagai “Penelitian Akuntansi Perilaku” (BAR).
Bab ini memperkenalkan
Anda ke bidang penelitian akuntansi perilaku dengan menjelaskan beberapa
pertanyaan kunci yang diselidiki dan beberapa alat penelitian utama yang
digunakan oleh para peneliti. Sepanjang pembahasan kita akan menunjukkan
beberapa temuan penting yang jauh dari penelitian ini, khususnya di bidang
akuntansi keuangan. Seperti pasar modal dan penelitian pendidikan teori agency,
akuntansi perilaku juga memiliki keterbatasan dan ini akan disebutkan di
seluruh bagian yang relevan dalam bab ini.
LO 1
PENELITIAN AKUNTANSI PERILAKU: DEFINISI DAN CAKUPAN
Penelitian
akuntansi perilaku telah didefinisikan sebagai:
Studi
tentang perilaku akuntan atau perilaku non-akuntan karena mereka dipengaruhi
oleh fungsi dan laporan akuntansi.
Penelitian
akuntansi perilaku (BAR), riset pasar modal dan penelitian teori keagenan semua
bisa disebut penelitian 'positif' dalam arti bahwa semua penelitian ini
terfokus dengan menemukan 'fakta': penelitian pasar modal menanyakan 'bagaimana
pasar sekuritas bereaksi terhadap informasi akuntansi?', teori agensi
menanyakan “insentif ekonomi apa yang menentukan pemilihan metode akuntansi?”,
dan penelitian perilaku menanyakan “bagaimana individu benar-benar menggunakan
dan memproses informasi akuntansi?’. Namun, penelitian-penelitian ini juga
sangat berbeda dalam banyak hal. Misalnya, penelitian pasar modal melihat pada
tingkat makro dari agregat pasar, sedangkan teori keagenan dan akuntansi
perilaku fokus pada tingkat mikro dari manajer dan perusahaan. Penelitian pasar
modal dan teori keagenan keduanya berasal dari disiplin ilmu ekonomi dan dipisahkan
dengan motivasi sebenarnya dari individu dengan mengasumsikan bahwa setiap
orang adalah “rational wealth maximizer” (meningkatkan kekayaan yang rasional).
Akuntansi perilaku, di sisi lain, berasal dari disiplin ilmu lain seperti
psikologi, sosiologi dan teori organisasi, dan umumnya tidak membuat asumsi
tentang bagaimana orang berperilaku: tujuannya untuk menemukan mengapa orang
berperilaku seperti yang mereka lakukan. Akibatnya, masing-masing dari tiga ajaran
penelitian akuntansi dirancang untuk menjawab jenis pertanyaan yang sangat
berbeda tentang praktek akuntansi.
Penelitian dalam
akuntansi perilaku sangat besar dan telah meliputi banyak bidang yang berbeda
dari aktivitas akuntansi. Beberapa studi mengenai BAR, misalnya, telah
diterapkan di bidang audit untuk meningkatkan pengambilan keputusan auditor.
Sebagai contoh, ketika auditor merencanakan cara mereka akan melakukan audit
terhadap klien tertentu, mereka harus menilai seberapa besar risiko yang
terkait dengan klien. Semakin tinggi risiko, semakin banyak pekerjaan audit
yang harus dilakukan. Menilai risiko adalah tugas yang sangat kompleks yang
dapat memiliki konsekuensi serius bagi auditor (dan investor) jika penilaian
yang salah dibuat dan auditor akibatnya melakukan audit yang buruk. BAR telah
digunakan untuk membantu menganalisis penilaian risiko auditor dan memperbaiki
penilaian auditor. Area utama lain BAR ada di bidang akuntansi manajemen.
Misalnya, BAR telah digunakan untuk membantu menggali dan memahami berbagai masalah
insentif dan disinsentif yang terkait dengan berbagai jenis proses penganggaran
dan bagaimana bentuk organisasi dan sistem akuntansi dapat mempengaruhi
perilaku individu dalam perusahaan. Namun, karena ini tercatat pada laporan
keuangan, fokus utama bab ini yaitu kandungan informasi pada laporan keuangan
untuk pengguna eksternal perusahaan. Jenis utama BAR di area ini dikenal
sebagai Human Judgment Theory (HJT)
atau Human Information Processing (HIP)
dan meliputi penilaian dan pengambilan keputusan oleh akuntan dan auditor dan
pengaruh output dari fungsi ini pada penilaian pengguna dan pengambilan
keputusan. Tujuan dari penelitian dalam model ini lebih sering menjelaskan dan
memprediksi perilaku pada individu atau grup. Hal ini juga berkaitan dengan
meningkatkan kualitas pengambilan keputusan. Dalam konteks akuntansi keuangan,
yang bertujuan diterjemahkan ke dalam meningkatkan pengambilan keputusan oleh
para produsen (termasuk auditor) dan pengguna laporan akuntansi.
LO 2
MENGAPA BAR PENTING?
Ada
sejumlah alasan yang sangat baik bahwa BAR penting untuk praktisi akuntansi dan
pihak lain:
·
Dibahas pada awal bab
ini bagaimana penelitian akuntansi lainnya seperti pasar modal dan teori
keagenan tidak dilengkapi untuk menjawab pertanyaan tentang bagaimana
orang-orang menggunakan dan memproses informasi akuntansi. Untuk mengisi
kekosongan ini kita membutuhkan penelitian yang secara khusus meneliti kegiatan
pengambilan keputusan informasi akuntansi dari pembuat, pengguna, dan auditor.
·
BAR dapat memberikan
informasi berharga ke berbagai jenis cara dari pembuatan pengambil keputusan,
mengolah dan bereaksi terhadap item tertentu informasi akuntansi dan metode
komunikasi. Kita dapat menggunakan informasi ini untuk meningkatkan pengambilan
keputusan dalam berbagai cara seperti yang dijelaskan kemudian dalam bab ini
ketika kita membahas "Brunswik Lens
Model". Meningkatkan pengambilan keputusan penting, tentu saja, untuk
pengguna informasi keuangan (yang ingin menghindari membuat keputusan yang
buruk yang mengakibatkan kerugian) dan penyusun serta auditor informasi
keuangan (yang ingin menghindari digugat). Pemahaman tentang aspek pemrosesan
informasi akuntansi juga penting bagi akuntan dalam karirnya. Sebagai
profesional informasi, akuntan harus mengembangkan keahlian yang tinggi dalam
pengumpulan, pengolahan, dan pengkomunikasian informasi. BAR dapat membantu dalam
memulai pelatihan dan pengetahuan yang meningkatkan keahlian tersebut, sehingga
memungkinkan akuntan untuk melakukan yang lebih baik di tempat kerja dan
meningkatkan kesempatan akuntan untuk mendapatkan pekerjaan, mendapatkan
promosi dan mencapai gaji yang lebih baik.
·
BAR berpotensi dapat
memberikan informasi yang berguna kepada regulator akuntansi seperti Australian
Accounting Standards Board (AASB). Karena tujuan utama akuntansi adalah untuk
memberikan informasi yang berguna bagi pengambilan keputusan, anggota AASB
terus membahas dengan masalah yang berkaitan dengan metode akuntansi dan jenis
pengungkapan yang akan "berguna" untuk para pengguna laporan
keuangan. Peneliti akuntansi perilaku dapat langsung mempelajari pilihan
akuntansi khusus dan melaporkan kepada pembuat standar metode dan pengungkapan
mana yang akan meningkatkan keputusan pengguna.
·
Temuan BAR juga dapat
menyebabkan efisiensi dalam praktek kerja akuntan dan profesional lainnya.
Misalnya, keahlian anggota senior dan anggota berpengalaman dari sebuah
perusahaan akuntansi dapat dicatat dan dimanfaatkan dengan metode BAR untuk
mengembangkan sistem pakar (expert system) terkomputerisasi untuk berbagai
konteks pengambilan keputusan. Sistem pakar (expert system) ini dapat digunakan
untuk melatih praktisi yang tidak berpengalaman dan untuk melakukan tugas-tugas
rutin yang seharusnya mengikat waktu berharga dari staf yang berpengalaman.
Beberapa perusahaan akuntansi, misalnya, telah menggunakan metode BAR untuk
mengembangkan expert system untuk melakukan penilaian risiko klien audit yang
potensial. Di masa lalu, tugas ini memakan waktu yang akan dilakukan oleh
anggota senior dari perusahaan akuntansi, tetapi skrining rinci klien potensial
kini dapat dilakukan oleh staf yang kurang berpengalaman dengan menggunakan expert
system, untuk review akhir oleh perusahaan partner.
Pengembangan Riset
Akuntansi Perilaku
Istilah
"BAR" pertama kali muncul dalam literatur pada tahun 1967, tetapi
penelitian HTJ memiliki dasarnya dalam literatur psikologi dari Ward Edwards
pada tahun 1954. Penerapan penelitian untuk akuntansi dan audit dilakukan pada
tahun 1974 ketika Ashton menerbitkan sebuah studi eksperimental dari penilaian
pengendalian internal dilakukan oleh auditor.
30
tahun terakhir setelah melihat ledakan BAR dalam penelitian umum dan HJT pada
khususnya, terutama dalam audit, di mana penilaian untuk proses audit sangat
penting. Untuk batas tertentu, pengembangan penelitian perilaku di bidang
akuntansi keuangan telah dikalahkan oleh dominasi contracting theory sejak 1980-an. Namun demikian, informasi penting
dalam hubungan antara informasi akuntansi dan perilaku manusia telah muncul.
Banyak
disiplin ilmu (misalnya ilmu politik, teori organisasi, sosiologi, dan
statistik) telah memainkan peran dalam pertumbuhan BAR, tapi sejauh ini ilmu
perilaku yang paling penting dalam hal kontribusinya adalah psikologi.
Pertumbuhan penelitian HTJ dalam akuntansi berutang banyak terhadap adaptasi
metode penelitian yang digunakan dalam literatur psikologi, yaitu Bunswik Lens Model. Teknik ini merupakan
suatu pendekatan penelitian baru yang kuat yang dapat diterapkan pada
pertanyaan lama yang diperhatikan oleh pengguna data. Ashton menjadi peneliti
akuntansi pertama yang menggunakan teknik ini, diikuti oleh Libby yang pertama
kali menggunakannya dalam konteks yang berorientasi pengguna. Kedua peneliti
ini terus memainkan peran yang dominan dalam pengembangan BAR.
Gambaran Umum
Pendekatan untuk Memahami Informasi Pengolahan
Tujuan
dasar dari penelitian HJT adalah untuk menggambarkan cara orang-orang
menggunakan dan memproses bagian informasi akuntansi (dan lainnya) dalam
konteks tertentu pengambilan keputusan. Kami menyebut deskripsi tentang proses
pengambilan keputusan oleh seseorang sebagai "model". Jadi, misalnya,
kita dapat menggunakan teknik penelitian HJT sebagai "model" (atau
mewakili) cara di mana seorang petugas pinjaman bank memproses berbagai item
informasi seperti laba dan angka arus kas untuk membuat keputusan tentang
apakah akan menyetujui aplikasi pinjaman dari sebuah perusahaan. Meskipun Brunswik Lens Model telah menjadi metode
dominan dalam mengembangkan model pengambilan keputusan, ada juga dua
pendekatan penelitian utama lainnya. Salah satunya disebut "proses tracing", yang merupakan
upaya untuk membangun sebuah tree
representation dari keputusan penilaian seseorang, dan yang lainnya dikenal
sebagai paradigma "penilaian probabilitas", di mana proses
pengambilan keputusan direpresentasikan sebagai pernyataan probabilitas yang
didasarkan pada dalil Baye. Masing-masing dari tiga pendekatan ini untuk
menjelaskan (modeling) pengambilan keputusan diuraikan di bawah ini.
The Brunswik Lens Model
Sejak
pertengahan 1970-an, model lensa Brunswik telah digunakan sebagai kerangka
kerja analisis serta dasar untuk studi penilaian yang kebanyakan melibatkan
prediksi (misalnya kebangkrutan) dan/atau evaluasi (misalnya pengendalian
internal). Peneliti menggunakan model lensa untuk menyelidiki hubungan antara
beberapa isyarat (atau potongan informasi) dan keputusan, penilaian atau
prediksi, dengan mencari keteraturan dalam tanggapan kepada isyarat ini. Para
pengambil keputusan (misalnya petugas pinjaman bank) dipandang melihat melalui
lensa isyarat (misalnya rasio keuangan) yang secara probabilitas dihubungkan
dengan peristiwa, untuk mencapai suatu kesimpulan tentang peristiwa itu
(misalnya kemungkinan kredit default/non-default). Representasi yang dijelaskan
dalam gambar 13.1 akan membantu membuat proses ini lebih jelas.
Dalam
mengembangkan versi tertentu dari Bunswik
Lens Model, subjek diminta untuk membuat penilaian untuk sejumlah besar
kasus yang didasarkan pada seperangkat isyarat yang sama. Misalnya, mereka
mungkin akan diminta untuk menilai apakah beberapa perusahaan cenderung gagal,
dinilai dari modal kerja perusahaan, price-earnings, laba bersih per saham,
quick ratio, debt to equity dan rasio lainnya. Sebuah model linier,
menggambarkan hubungan fungsional antara isyarat (rasio) dan tanggapan
(kemungkinan kegagalan), kemudian dibangun sebagai sarana mewakili cara di mana
informasi diproses oleh individu.
Menggunakan
model 13.1 sebagai contoh, petugas pinjaman bank diberikan rasio keuangan dan
informasi akuntansi lainnya untuk perusahaan yang berbeda. Petugas pinjaman
bank diminta untuk membuat penilaian, atas dasar informasi ini, tentang perusahaan
mana yang akan gagal membayar pinjaman mereka dan perusahaan mana tidak akan
gagal. Sebuah analisis regresi kemudian dilakukan dengan menggunakan respon
petugas bank (yaitu default / non-default) sebagai variabel dependen dan rasio
keuangan dan data lainnya sebagai variabel independen yang berusaha untuk
menjelaskan penilaian petugas. Sebagai hasil dari analisis kita mungkin,
misalnya, sampai pada suatu model penilaian petugas kredit bank dalam bentuk
persamaan sederhana berikut:
Likelihood of default/non-default
= a constant term – 0.15 profit + 0.25 cash flow + 0.50 debt to equity ratio +
… other information cues … + error
Masing-masing
bobot beta dalam model regresi mewakili kepentingan relatif dari isyarat
informasi kepada petugas pinjaman bank ketika membuat keputusan. Jadi, dalam
persamaan di atas, rasio hutang terhadap ekuitas dipandang sebagai isyarat yang
paling penting untuk petugas bank karena memiliki beta bobot tertinggi, diikuti
oleh arus kas dan kemudian laba.
Bunswik Lens Model
adalah alat yang sangat kuat untuk membantu kita memahami proses pengambilan
keputusan dalam situasi yang sangat spesifik. Pikirkan tentang cara-cara model
pada gambar 13.1 dapat digunakan untuk meningkatkan pengambilan keputusan.
Pertama, melihat sisi kiri dari diagram, yaitu, hubungan antara hal kepentingan
(default / non-default) dan variabel yang digunakan untuk menilai peristiwa
itu. Seperangkat studi lensa dapat menguji hubungan antara peristiwa dan
isyarat informasi yang digunakan oleh pengambil keputusan untuk melihat apakah
isyarat yang “benar” telah digunakan, yaitu, apakah potongan informasi
akuntansi merupakan indikator yang baik untuk peristiwa tersebut. Jika isyarat
informasi yang tidak relevan dengan keputusan itu, maka para pengambil
keputusan dapat diinformasikan mengenai hal ini dan memberi tahu potongan
informasi yang lebih bermanfaat. Perhatikan sisi kanan diagram, yaitu, hubungan
antara pengambil keputusan dan isyarat informasi. Sebuah model pembelajaran
lensa Brunswik dapat dilakukan untuk mempelajari bagaimana pengambil keputusan
benar-benar menggunakan isyarat informasi akuntansi dan bobot yang mereka
tetapkan untuk setiap isyarat.
Atas dasar set pertama
studi kami, mungkin bisa menemukan bahwa pembuat keputusan tidak melakukan
pembobotan isyarat dengan benar. Mungkin, misalnya, terlalu banyak penekanan
pada angka laba ketika analisis tentang isyarat informasi menunjukkan bahwa
lebih banyak penekanan harus diberikan kepada debt to equity ratio dan informasi arus kas operasi sebagai
gantinya. Berbekal informasi ini, kita kemudian bisa melatih pengambil
keputusan untuk mengubah bobot yang mereka berikan kepada isyarat informasi
yang berbeda untuk meningkatkan akurasi penilaian. Selain itu, kita mungkin
menemukan bahwa ada potongan informasi akuntansi berguna untuk pengambilan
keputusan yang tidak digunakan oleh pembuat keputusan. Sekali lagi, informasi
ini dapat digunakan dalam sesi pelatihan untuk meningkatkan kinerja pembuat
keputusan. Secara umum, penggunaan Bunswik
Lens Model telah menyebabkan penemuan informasi berharga mengenai:
·
Pola isyarat digunakan
secara jelas dalam berbagai tugas
·
Bobot yang ditempatkan
secara implisit oleh para pengambil keputusan di berbagai isyarat informasi
·
Ketepatan relarif
pengambil keputusan pada tingkat keahlian yang berbeda dalam memprediksi dan
mengevaluasi berbagai tugas
·
Kondisi di mana expert
system dan/atau "model perilaku manusia" melebihi perilaku yang
dilakukan manusia
·
Stabilitas
(konsistensi) dari penilaian manusia dari waktu ke waktu
·
Tingkat pemahaman yang
dimiliki para pengambil keputusan mengenai pola mereka menggunakan data
·
Tingkat konsensus
ditampilkan dalam berbagai tugas keputusan kelompok.
Karena
informasi ini berguna dalam memahami proses pengambilan keputusan, peneliti
telah (dan masih) mencoba untuk menentukan semua model keputusan atau proses
keputusan yang digunakan oleh berbagai kelas pengguna.
Metode Process Tracing
Seperti
dijelaskan dalam bab ini, model pengambilan keputusan berasal dari penggunaan
model lensa Brunswik biasanya memiliki kekuatan prediktif yang sangat baik.
Memang, perbandingan prediksi model persamaan lensa dan keputusannya pembuat
keputusan biasanya menunjukkan bahwa model lensa adalah prediktor yang lebih
baik dari hal kepentingan daripada dari siapa model itu berasal. Salah satu
alasannya adalah bahwa model lensa statistik menghilangkan banyak kesalahan
acak yang menyusup ke penilaian manusia karena hal-hal seperti kelelahan, sakit
atau kurang konsentrasi. Namun, salah satu batasan penting dari pendekatan
lensa Brunswik adalah bahwa itu bukan keterangan yang baik tentang bagaimana
orang benar-benar membuat keputusan. Penggunaan format persamaan implisit
mengasumsikan bahwa pembuat keputusan dapat secara simultan memproses semua
item informasi, namun sebagian besar pengambil keputusan melaporkan bahwa
mereka menganalisis masalah dalam proses langkah-demi-langkah, melihat satu
bagian informasi pertama, menilainya, pindah ke bagian informasi berikut, dan
seterusnya sampai keputusan tercapai.
Meskipun
memiliki model yang merupakan prediktor yang baik sangat penting, peneliti dan
praktisi juga ingin menjelaskan bagaimana keputusan dibuat. Penjelasan atas
keputusan dapat membantu mengungkapkan kelemahan dalam proses pengambilan keputusan
yang kemudian dapat dihapus dengan pelatihan dan perbaikan. Perbaikan ini pada
gilirannya akan menyebabkan prediksi yang lebih baik dari sebelumnya. Dalam
upaya untuk membuat pendekatan langkah bijaksana dalam pengambilan keputusan,
beberapa penelitian HJT telah menggunakan pendekatan yang berbeda untuk
pemodelan pengambilan keputusan yang disebut 'process tracing' atau metode
‘verbal protocol’. Dalam proses tracing, pembuat keputusan mungkin diberikan
serangkaian studi kasus untuk menganalisa, tapi kali ini diminta untuk
menggambarkan secara verbal setiap langkah yang dilewati ketika membuat
keputusan. Deskripsi verbal dicatat oleh peneliti kemudian dianalisis untuk
menghasilkan diagram ‘decision tree’ untuk mewakili proses keputusan pengambil
keputusan. Gambar 13.2 menyajikan hipotetis dari model decision tree penilaian
petugas pinjaman bank / non-standar. Setiap lingkaran (atau 'simpul') dari
pohon keputusan (decision tree) berisi pertanyaan yang terkait dengan langkah
dalam proses pengambilan keputusan. Tergantung pada jawaban atas pertanyaan
dalam node dari pohon, keputusan bisa diambil (kotak persegi pada gambar 13.2)
atau langkah lebih lanjut dibuat untuk mencapai keputusan. Jadi, misalnya, pada
gambar 13.2 langkah pertama dari proses pengambilan keputusan petugas bank
adalah untuk menanyakan apakah rasio hutang terhadap ekuitas lebih besar dari
3. Jika jawabannya adalah 'ya', maka petugas segera menyimpulkan bahwa pemohon
pinjaman akan gagal. Jika jawabannya adalah 'tidak', maka petugas pergi ke tahap
berikutnya dari proses pengambilan keputusan dan bertanya apakah ukuran
perusahaan lebih besar dari $ 10 juta. Jawaban atas pertanyaan ini kemudian
mengarah ke pertanyaan lebih lanjut dan begitu seterusnya sampai pohon sampai
penilaian tercapai tentang kemungkinan pemohon pinjaman gagal.
Secara
umum, decision tree yang berasal dari
proses metode penelusuran adalah deskripsi intuitif yang baik dari proses
keputusan. Namun, relatif terhadap Bunswik
Lens Model, proses metode tracing tidak selalu menjadi prediktor yang baik
dari hal kepentingan. Salah satu alasannya, untuk ini adalah bahwa pengambil
keputusan sering mengalami kesulitan menjelaskan semua langkah yang mereka
lalui. Hal ini terutama berlaku untuk tugas-tugas yang dilakukan pengambil
keputusan rutin dan sering karena tugas menjadi begitu familiar bahwa proses
pengambilan keputusan secara implisit dan tidak sadar dalam pikiran pembuat
keputusan.
Beberapa
peneliti telah mencoba untuk mengatasi keterbatasan umum dari kedua lensa dan
proses pelacakan metode dengan menggabungkan kekuatan prediktif dan deskriptif
dari dua pendekatan. Salah satu alternatif tersebut adalah teknik statistik
yang dikenal sebagai Classification and Regression Trees (CART) yang
menggunakan metode statistik untuk partisi (atau split) output dari penilaian
pembuat keputusan dalam ‘node’ keputusan yang memaksimalkan kekuatan model
untuk memprediksi dengan benar klasifikasi kasus yang berbeda ke dalam jenis
hak keputusan. Howieson menggunakan metode CART untuk rekomendasi model aksi
saham ('Beli', 'beli / tahan'. 'Tahan', 'terus / menjual', 'menjual') dari tiga
analis investasi Australia, menggunakan akuntansi dan informasi lainnya yang
diambil dari laporan perusahaan yang ditulis oleh analis. Gambar 13.3
menunjukkan ekstrak dari decision tree CART diturunkan untuk salah satu analis.
Diagram
menunjukkan berbagai variabel akuntansi digunakan oleh analis untuk keputusan
di beli, tahan, atau jual. Model CART menggabungkan kekuatan yang kuat untuk
mengklasifikasikan dengan benar rekomendasi analis dengan deskripsi menarik
yang intuitif dari proses pengambilan keputusan mereka. Namun, ditemukan bahwa
semakin banyak data yang tersedia untuk analisis, semakin kompleks decision
tree yang dihasilkan, sehingga lebih sulit untuk menurunkan aturan sederhana
untuk pelatihan analis lainnya. Kompleksitas relatif decision tree telah
menjadi masalah umum tidak peduli apakah process tracing atau metode CART telah
digunakan.
Penilaian Probabilistik
Model
penilaian probabilistik berguna untuk melihat situasi dalam akuntansi dimana
keyakinan awal tentang prediksi atau evaluasi perlu direvisi sekali untuk bukti
lebih lanjut agar tersedia. Revisi investor terhadap keputusan investasi
sebagai bukti baru mengenai hasil dari gugatan terhadap perusahaan adalah
contoh dari situasi ini.
Model
ini berpendapat bahwa cara normatif yang benar untuk merevisi keyakinan awal,
dinyatakan sebagai probabilitas subjektif, adalah dengan menerapkan teorema
Bayes, sebuah prinsip dasar teori probabilitas bersyarat. Teorema Bayes
menyatakan bahwa revisi (posterior) probabilitas dalam bukti tambahan sama
dengan kepercayaan asli (tingkat dasar) dikalikan dengan jumlah dimana harapan
sebelumnya harus direvisi, yaitu, oleh keinformatifan atau diagnosa data yang
baru.
Dengan
demikian:
Peluang Prosterior = rasio
kemungkinan x peluang sebelumnya
(Probabilitas revisi) (jumlah dimana harapan (probabilitas awal atau
sebelumnya harus direvisi) tarif dasar)
Sehingga sebenarnya, penilaian intuitif probabilitas, revisi probabilitas, dan pilihan antara alternatif adalah perbandingan masing-masing dengan yang ditetapkan oleh model formal atau 'jawaban yang optimal'.
Model
ini telah diteliti secara luas di bidang psikologi. Sementara model memiliki
daya tarik logis tertentu, badan penelitian menunjukkan bahwa pengambil
keputusan manusia bukan statistik intuitif yang baik. Penelitian khusus yang
melibatkan akuntan dan auditor umumnya sepakat dengan temuan ini. Bukti dari
berbagai penelitian menunjukkan bahwa akuntan dan auditor meminta serangkaian
'aturan praktis', karena kompleksitas dari jenis penilaian yang mereka butuhkan
untuk membuat dan keterbatasan pengolahan informasi. Penilaian probabilistik
dapat digunakan dalam berbagai pengaturan keputusan.
Contoh
non akuntansi, diambil dari Libby, mungkin membantu menjelaskan penerapan
normatif teorema Bayes.
Misalkan
Anda bertanggung jawab atas keamanan bagi sebuah toko swalayan besar. Suatu
audit terbaru telah mengindikasikan bahwa kerugian karena pencurian karyawan
telah meningkat menjadi 10 persen dari penjualan. Menanggapi keprihatinan
atasan Anda, Anda mengadakan lie detector screening program wajib bagi
karyawan. Penelitian sebelumnya telah menunjukkan bahwa:
·
2 persen karyawan
mencuri
·
Probabilitas bahwa
karyawan akan menghasilkan respon 'menipu' pada detektor kebohongan jika ia
lakukan dalam kenyataan kebohongan (positif benar) adalah 0,9
·
Probabilitas
menghasilkan respon 'menipu' jika karyawan tidak berbohong (positif palsu)
adalah 0,12
Pertanyaan:
Jika karyawan menipu dalam menjawab pertanyaan, 'Anda mencuri dari toko?' Berapa probabilitas bahwa karyawan ternyata memang mencuri?
Jika karyawan menipu dalam menjawab pertanyaan, 'Anda mencuri dari toko?' Berapa probabilitas bahwa karyawan ternyata memang mencuri?
Solusi normatif Bayes
Posterior
odds = rasio kemungkinan x odds sebelumnya
= 0.90 / 0,12 x 0.02/0.98 = 0,153 / 1
Probabilitas
= 0.153/1.153 = 13%
Libby berpendapat bahwa kebanyakan orang menunjukkan bahwa probabilitas cukup tinggi, sekitar 80 persen.
Temuan
bahwa pengambil keputusan tidak menerapkan aturan perkalian Bayes ketika
merevisi keyakinan sebelumnya terdapat dalam literatur penelitian HIT. Hal ini
menyebabkan para peneliti dalam psikologi menyelidiki aturan-aturan apa yang
digunakan. Mereka menemukan bahwa penjelasan tampaknya terletak pada penggunaan
aturan praktis atau bias, dimana orang-orang terpaksa untuk menyederhanakan
tugas-tugas penilaian yang kompleks.
Tiga
kategori aturan praktis (dikenal dalam literatur sebagai 'heuristics') telah
diidentifikasi dalam literatur psikologi: keterwakilan, ketersediaan, dan
penahan. Seperti disebutkan sebelumnya, para peneliti akuntansi keuangan telah
mengumpulkan banyak bukti bahwa aturan praktis atau bias juga terdapat di
antara akuntan, auditor, dan pengguna laporan keuangan. Hal ini tidak berarti
bahwa aturan-aturan praktis yang selalu berfungsi atau aturan tersebut otomatis
menyebabkan penilaian yang buruk. Sebaliknya, sangat mungkin bahwa mereka
mewakili metode yang efisien dan efektif untuk menangani kompleksitas dan
keterbatasan proses kognitif. Bagian berikutnya dari bab ini menjelaskan
bagaimana masing-masing mengidentifikasi aturan praktis dalam beroperasi, dan
bukti review tentang keberadaan dan efek masing-masingnya dalam konteks
akuntansi.
Studi Model Lensa –
Bukti
Banyak
penelitian telah menggunakan kerangka model lensa untuk memeriksa akurasi
prediksi manusia dalam kegagalan bisnis. Tugas ini penting dan realistis bagi
orang-orang seperti investor, petugas pinjaman bank, kreditur lain, dan
auditor. Secara umum telah diteliti dengan memberikan subjek dengan sejumlah
isyarat numerik seluruh kasus berulang dalam keberhasilan dan kegagalan bisnis
yang sebenarnya, yang diambil dari data arsip. Dengan demikian, dalam tugas
ini), sebuah solusi yang 'benar' ada sebagai tolok ukur untuk membandingkan
kinerja manusia.
Menggunakan
model lensa sebagai alat penelitian dengan cara ini memungkinkan analisis
konsistensi dalam memberi penilaian, apakah 'model perilaku manusia' dapat
memprediksi lebih akurat daripada manusia. Hal ini juga memungkinkan analisis
kemampuan isyarat untuk memprediksi kejadian tersebut (yang 'lingkungan
prediktabilitas' menggunakan isyarat bobot ideal). Selain itu, dapat memberikan
wawasan mengenai tingkat kesepakatan antara pengambil keputusan.
Model of human
behaviour (Model Prilaku Manusia) dikembangkan
menggunakan representasi matematis dari pola individu dalam penggunaan isyarat.
Model ini kemudian diterapkan pada kasus-kasus tersebut. Bukti secara konsisten
menunjukkan bahwa mereka cukup mahir
untuk mengembangkan prinsip-prinsip atau model untuk memecahkan
keberhasilan/kegagalan dalam menggunakan rasio keuangan, tetapi ketika
mengungguli model mereka sendiri (disimpulkan dari pola penggunaan isyarat)
diterapkan secara matematis karena dua alasan: mereka salah menimbang petunjuk,
dan mereka tidak konsisten menerapkan aturan keputusan mereka karena
faktor-faktor seperti kelelahan dan kebosanan. Aplikasi matematika antara model
lingkungan (dengan pembobotan isyarat ideal) atau model prilaku manusia
benar-benar konsisten dari waktu ke waktu, menghilangkan kesalahan acak.
Libby
adalah yang pertama dalam meneliti tugas penilaian kegagalan bisnis, dan
beberapa studi telah diikuti. Apa yang telah muncul dalam literatur adalah
pertanyaan apakah mengungkapkan dengan subjek tingkat aktual kegagalan
diperlukan untuk mencapai realisme dalam tugas. Tingkat aktual kegagalan usaha sangat
rendah yaitu kurang dari 5 persen. Oleh karena itu subjek membawa ke tugas
penilaian harapan bahwa jumlah kasus kegagalan akan marjinal.
Di
sisi lain, para peneliti tidak dapat berharap untuk mendapatkan bukti dari
pengaturan tugas ini kecuali jumlah kasus kegagalan yang sebenarnya 'wajar'
termasuk dalam bahan yang diberikan. Para peneliti umumnya menggunakan tingkat
kegagalan antara 33 persen dan 50 persen, dan percobaan memanipulasi tingkat
kegagalan dan pengungkapan/bukan pengungkapan sebelumnya telah dilakukan.
Hasilnya telah meyakinkan dalam hal sejauh mana pengungkapan sebelumnya dari
hal tingkat kegagalan sampel, tetapi tampaknya prediktabilitas tugas dan
keterwakilan informasi cukup berperan.
Variasi
lain dari penelitian termasuk mengamati efek yang memungkinkan subjek untuk
memilih rasio, memeriksa dampak dari informasi yang berlebihan, dan
menganalisis tingkat keyakinan bahwa pengambil keputusan menempatkan pada
penilaian mereka dan apakah akurasi mempengaruhi keyakinan. Abdel-Khalik dan El-Sheshai
menyimpulkan bahwa itu adalah pilihan subjek informasi, daripada pengolahan
isyarat yang dipilihnya, bahwa keakuratan terbatas. Simnett dan Trotman
menemukan bahwa, meskipun subjek dapat menggunakan semua informasi dari rasio
yang dipilih, mereka tidak dapat meningkatkan kinerja ketika diminta untuk
menerapkan model isyarat-bobot yang ideal. Auditor menyimpulkan bahwa ketika
subjek tidak dapat memilih rasio mereka sendiri maka dapat terjadi penurunan
kinerja pemrosesan informasi mereka.
Literatur
informasi yang berlebihan memiliki implikasi untuk presentasi dan isu
pengungkapan dalam akuntansi keuangan. Hal ini memberikan bukti konsensus
rendah dan konsistensi pengambilan keputusan lebih rendah untuk individu
mengalami overload. Diperkirakan bahwa, jumlah informasi meningkat, awalnya
penggunaan dan integrasi informasi meningkat. Namun, di luar beberapa titik,
hasil informasi tambahan dalam penurunan jumlah informasi diintegrasikan ke
dalam tugas pengambilan keputusan. Chewning dan Harrel, dalam tugas prediksi financial distress, menemukan bukti dari
teori di atas setelah subjek diberi lebih dari 8 petunjuk (rasio keuangan).
Libby mencatat bahwa penambahan isyarat kurang valid untuk satu set yang berisi
isyarat lebih valid dalam penurunan kinerja, namun, penelitian lain telah
mendeteksi tidak ada hubungan seperti itu.
Secara
keseluruhan, literatur tentang informasi yang berlebihan telah menghasilkan
hasil yang kurang jelas. Salah satu alasan untuk kurangnya hasil yang jelas
pada studi yang berbeda adalah bahwa sebagian besar peneliti tidak berusaha
untuk menentukan apakah data tambahan yang disediakan benar-benar 'informatif'
(yaitu relevan dengan keputusan di tangan). Selanjutnya, memiliki sedikit usaha
untuk melihat apakah pengambil keputusan benar-benar menggunakan data tambahan
yang disediakan oleh peneliti.
Penilaian
literatur secara konsisten menemukan bahwa kedua ahli dan yang bukan ahli
adalah subjek yang percaya diri akan kemampuan mereka dalam tugas-tugas
penilaian tertentu. Terlalu percaya ini tampaknya berasal dari tiga faktor:
·
Kecenderungan bagi
manusia untuk mencari dan kelebihan bobot umpan balik positif
·
Terbatasnya sifat umpan
balik dalam banyak kasus (misalnya dalam kegagalan atau sulitnya memprediksi
keputusan yang tepat untuk tidak meminjamkan jarang dievaluasi)
·
Variabel saling
ketergantungan dari tindakan dan hasil (misalnya tindakan pinjaman/tidak
meminjamkan mempengaruhi keberhasilan atau kegagalan)
Libby
dan Zimmer menemukan bahwa keakuratan penilaian meningkat dengan meningkatnya
kepercayaan diri, tapi penelitian lain telah menunjukkan bahwa kepercayaan
tidak berhubungan dengan akurasi.
Setelah
memeriksa bukti model lensa yang dikumpulkan dari banyak keputusan, termasuk
prediksi kegagalan, Libby meringkas temuan kategori penelitian ini, sebagai
berikut:
Dalam
banyak situasi pengambilan keputusan penting, prediktabilitas lingkungan
informasi yang tersedia rendah. Namun, dalam situasi di mana prediktabilitas
lingkungan relatif tinggi, penilaian prestasi yang buruk adalah norma.
Kedua
inkonsistensi manusia dan kesalahan pembobotan merupakan isyarat berkontribusi
pada pencapaian yang buruk. Menggabungkan informasi kuantitatif dalam tugas
yang berulang tidak muncul untuk menjadi fungsi pada orang-orang yang
berkinerja baik. Dengan demikian, dalam situasi ini, menggantikan orang dengan
model (misalnya model regresi lingkungan, model manusia, dan model bobot yang
sama) menunjukkan janji untuk meningkatkan akurasi prediksi.
Meskipun
pernyataan ini dibuat pada tahun 1981, bukti-bukti yang diperoleh sejak saat
itu tidak bertentangan dengan pengamatan Libby.
Teori
dalam tindakan 13.1 memberikan contoh bagaimana akuntansi mempengaruhi perilaku
investor. Media rilis ini menggambarkan pengaruh pertumbuhan Asosiasi Pemegang
Saham Australia.
Penelitian-penelitan
tentang Proses Penelusuran – Bukti
Model Brunswilk
Lens dan penelitian ragam proses penelusuran
adalah teknologi yang berbeda dengan tujuan yang sama dari pemodelan proses
keputusan yang selengkap mungkin. Pernyataan telah dibuat dari perbedaan utama
antara kedua metode pemodelan. Model
Brunswilk Lens secara implisit memperlakukan proses pengambilan keputusan
sebagai kombinasi linear sederhana dari sinyal informasi sedangkan decision tree pohon keputusan berasal
dari proses penelusuran yang mengakui sifat langkah demi langkah dalam
pengambilan keputusan, di mana isi informasi dari satu bagian data berinteraksi
dengan potongan data lainnya. Mayoritas studi yang telah menyelidiki linearitas
penilaian pengambil keputusan menyimpulkan bahwa asumsi kombinasi linier
sederhana dari sinyal informasi dibenarkan tetapi beberapa studi dalam konteks
bisnis menemukan bahwa metode proses penelusuran merupakan keuntungan teknik
pemodelan untuk mewakili pengambilan keputusan dalam beberapa konteks.
Kekuatan
prediksi relatif dari lensa dan mode proses penelusuran telah dipelajari dalam
konteks bisnis oleh Lacker dan Lessig dan Selling dan Shank. Dalam skenario
pemilihan saham, Larcker dan Lessig menemukan bahwa model proses penelusuran
mengungguli model linier statistik, tetapi Selling dan Shank menemukan
sebaliknya ketika dua pendekatan dibandingkan dalam tugas yang melibatkan
prediksi kebangkrutan. Perbedaan-perbedaan dalam penelitian ini mungkin
mencerminkan komentar sebelumnya bahwa jenis tugas keputusan membutuhkan gaya
yang berbeda dari proses keputusan. Seperti biasa, kompleksitas pengambilan
keputusan manusia berarti bahwa penelitian yang lebih mendalam diperlukan untuk
memahami apa jenis karakteristik tugas keputusan yang menentukan gaya yang
paling tepat dalam pemrosesan informasi.
Format dan Penyajian
Laporan Keuangan
Pada
tahun 1976 Libby mengamati bahwa tiga pilihan dasar tersedia untuk meningkatkan
pengambilan keputusan:
·
Mengubah penyajian dan
jumlah informasi
·
Mendidik para pengambil
keputusan
·
Mengganti pengambil
keputusan baik dengan model mereka sendiri atau dengan model pembobotan sinyal
yang ideal.
Mengingat
pentingnya saran pertama kepada akuntan, auditor, regulator dan pembuat
standar, secara mengejutkan sedikit penelitian telah dilakukan dalam memastikan
format penyajian akuntansi yang ideal. Penelitian yang ada cenderung untuk
memeriksa perubahan radikal untuk penyajian laporan keuangan dalam bentuk
grafik multidimensi. Namun, dalam menanggapi kebutuhan dalam literatur, para
peneliti telah kembali ke masalah penyajian yang ideal dari fromat tabel yang
lebih tradisional. Informasi yang dimuat oleh literatur ini juga berhubungan
dengan pertanyaan untuk meningkatkan kemampuan pengambilan keputusan dari
pengguna laporan keuangan.
Model
Lensa berguna dalam membahas isu-isu penyajian laporan keuangan serta analisis
penilaian prediktif. Ini memungkinkan analisis akurasi penilaian manusia dalam
hal menentukan sejauh mana individu mendeteksi sifat penting dari tugas
penilaian dan konsisten menerapkan kebijakan penilaian. Jika perubahan format
laporan menghasilkan informasi yang meningkatkan salah satu karakteristik di
atas, akurasi penilaian manusia harus ditingkatkan. Tujuan kegunaan keputusan
(decision usefulness) diadopsi dalam kerangka kerja konseptual, sebagian
tergantung pada kemampuan pengguna untuk menafsirkan data untuk investasi yang
ditawarkan atau keputusan kredit. Dampak dari perubahan format laporan pada
kemampuan subyek untuk mendeteksi perubahan status keuangan perusahaan dapat
diuji dalam kerangka model yang lensa.
Grafik
multidimensi yang paling diteliti telah dalam bentuk skema atau wajah-wajah
Chernoff seperti digambarkan pada Gambar 13.4
Wajah-wajah
diatas dibentuk dengan memetakan transformasi variabel keuangan ke fitur wajah.
Ketelitian matematis dalam hal panjang hidung, sudut alis dan kelengkungan
mulut digunakan untuk mewakili perubahan posisi keuangan dari satu periode ke
periode berikutnya.
Bunga
dalam model presentasi ini muncul pada tahun 1979 ketika Moriarity melaporkan
bahwa subjek yang menggunakan informasi keuangan diwakili oleh grafif mengungguli
model penekanan keuangan yang diterima dengan baik. Seperti disebutkan
sebelumnya, hal tersebut telah menjadi penelitian yang konsisten yang menemukan
bahwa model secara umum mengungguli manusia sehingga bentuk presentasi ini
menjanjikan. Stock dan Watson menemukan hanya konfirmasi lemah dari hasil
Moriarity dalam prediksi tugas peringkat obligasi. Namun, mereka menemukan
bahwa kinerja akurasi menggunakan grafis multidimensi lebih unggul yang dicapai
dengan presentasi tabular konvensional. Hasil yang terakhir ini diadakan bahkan
ketika subjek memiliki minimal pelatihan akuntansi. Stock dan Watson
menyimpulkan:
Pendekatan
grafis multidimensi akan berguna bila biaya atau ketersediaan data membuat
model statistik yang baik mustahil untuk dibangun, terutama jika hasil
menggunakan grafik multidimensi yang setidaknya sama baiknya dengan hasil
model.
Sampai
saat ini, penyusun laporan keuangan belum siap untuk mempublikasikan grafik
yang radikal dari wajah-wajah Chernoff. Namun, penggunaan warna dan grafik yang
lebih konvensional adalah umum. Para peneliti di bidang statistik, psikologi,
sistem informasi dan pendidikan telah meneliti keuntungan relatif dari
presentasi visual berbagai bentuk grafik dan tabel untuk menampilkan informasi
baik keuangan maupun non-keungan. Sampai saat ini, hasilnya bertentangan dan
dipertanyakan, tetapi umumnya ditemukan dalam konteks akuntansi dimana
penyajian mempengaruhi pengambilan keputusan.
Misalnya,
Blocher, Moffie dan Zmud meneliti efek berbagai bentuk presentasi (tabel dan
grafik warna) pada akurasi dan bias keputusan auditor internal. Mereka
menemukan bahwa efektivitas relatif dari berbagai bentuk presentasi adalah
fungsi dari jumlah informasi yang disajikan
dan harus diproses oleh pengambil keputusan. Laporan grafik tampak lebih
baik untuk tingkat kompleksitas yang rendah dan laporan tabel untuk tingkat
kompleksitas tinggi.
Davis,
menggunakan mahasiswa MBA, meneliti dampak dari tiga format grafis dari laporan
keuangan (grafik garis, bar chart, pie chart) dan tabel konvensional.
Penelitian tersebut menemukan bahwa pembuat keputusan berusaha untuk menjawab
pertanyaan dari laporan dan bentuk penyajian interaktif mempengaruhi kinerja.
Tidak ada salah satu bentuk presentasi yang terbaik dalam segala situasi.
Peramalan
keuangan yang merupakan tugas Desanctis dan Javenpaa memilih untuk menilai dampak dari grafik batang
dibandingkan dengan tabel. Mereka menemukan hanya perbaikan sederhana dalam
akurasi perkiraan penilaian yang terkait dengan format grafis dan kemudian
hanya setelah praktik menggunakan format yang disediakan kepada subjek. Ini
adalah sesuatu yang mengejutkan dalam menemuk dugaan nilai grafik dalam
mendeteksi tren dan hubungan. Para penulis memperingatkan bahwa ketika data
akuntansi disajikan dalam format grafik, pengguna dapat pergi melalui proses
penyesuaian atau belajar sebelum infromation grafik menjadi bermakna.
Dalam
konteks audit, Ricchiute menemukan bahwa penilaian mengenai penyesuaian yang
diperlukan ke akun-akun dapat dipengaruhi oleh mode penyajian information
kepada auditor: visual dan / atau auditory. Karena kebanyakan penelitian audit
menyajikan materi tertulis kepada subjek (penerapan melampaui setiap pengaturan
penelitian).
Penelitian
terbaru menegaskan bahwa dampak dan gaya format presentasi yang berbeda tetap
menjadi area yang kompleks yang memerlukan penyelidikan konteks khusus lebih
lanjut. Dalam dua studi yang didasarkan pada skenario prediksi kebangkrutan, So
dan Smith menyelidiki dampak warna grafis, gender, kompleksitas tugas, dan
format presentasi yang berbeda pada keakuratan prediksi dari sampel terutama
terdiri dari mahasiswa sarjana bisnis. Dalam salah satu penelitian para
pengambil keputusan menggunakan baik bar chart berwarna atau hitam-putih dari
rasio keuangan sebagai dasar penilaian mereka dalam tugas yang berbeda baik
dalam kompleksitas tinggi atau rendah (yang diukur dengan tingkat inkonsistensi
dalam rasio keuangan). Hasil penelitian menunjukkan bahwa grafis berwarna tidak
efektif ketika tugasnya kompleks dan menariknya, wanita lebih efektif dalam
penggunaan warna daripada laki-laki. So dan Smith menyimpulkan bahwa penelitian
lebih lanjut perlu dilakukan dalam hubungannya antara warna dan pengolahan
informasi untuk membantu dalam memahami hasil yang mereka temukan.
Dalam
studi lain, So dan Smith memperoleh hasil yang mengkonfirmasikan penelitian
Desanctis dan Jarvenpaa yang sebelumnya menyebutkan untuk pendidikan lebih
lanjut dalam penggunaan grafis. So dan Smith meminta para pengambil keputusan
untuk bekerja dengan salah satu dari seperangkat data berikut: kombinasi tabel
dan diagram batang, atau tabel dan wajah-wajah Chernoff, atau tabel saja.
Mereka menemukan bahwa pada situasi dimana kompleksitas informasi tinggi,
penggunaan tabel saja menyebabkan akurasi tertinggi, menunjukkan bahwa penggunaan
grafis dan representasi bergambar data sebenarnya menyebabkan penurunan
efektivitas pengambilan keputusan pengguna. Salah satu alasan untuk ini mungkin
keinginan pengambil keputusan untuk memilih pilihan mudah ketika situasi yang
kompleks, tapi representasi data grafis dan bergambar seringkali lebih abstrak
dan kurang rinci dibandingkan dengan informasi yang ditemukan dalam tabel.
Temuan ini menjadi perhatian di zaman ketika banyak perusahaan yang beralih ke
internet dan presentasi style multimedia untuk berkomunikasi dengan para
pemangku kepentingan.
Contoh-contoh
ini menunjukkan klaim Wainer dan Thiessen, bahwa tidak ada teori yang
berkembang dengan baik dan diuji yang bisa digunakan untuk menentukan keadaan
di mana berbagai bentuk presentasi yang paling tepat, tetap benar. Situasi ini
masih terus mungkin, setidaknya sebagian, disebabkan oleh konsentrasi
penelitian HJT dalam konteks audit selama dekade terakhir. Banyak penelitian
audit telah terjadi dalam kerangka penilaian probabilistik, bukti yang dibahas
pada bagian berikutnya.
Penelitian probabilitas
penilaian – bukti
Dalam
banyak konteks akuntansi dan terutama dalam audit, tidak ada solusi yang
"benar" dengan penilaian yang dapat dibandingkan untuk menilai
akurasi. Salah satu cara untuk mengatasi kekurangan suatu kriteria benchmark
yang digunakan untuk menilai kinerja adalah untuk menguji tingkat konsensus
mengenai keputusan tertentu di sejumlah pengambil keputusan. Cara lain adalah
dengan menggunakan model matematis atau statistik. Sebagaimana dibahas dalam
bagian sebelumnya, penelitian penilaian probabilistik didasarkan pada analisis
apakah manusia merevisi keyakinan mereka sejalan dengan teorema Bayes, bukti
baru menjadi tersedia. Penelitian HJT dalam model secara konsisten menunjukkan
bahwa manusia memiliki berbagai tingkat keterampilan dan diamati melalui berbagai tugas, merevisi probabilitas
mereka sebelumnya pada tingkat lebih
rendah daripada yang ditentukan oleh teorema Bayes. Konservatisme ini telah
dikaitkan dengan penggunaan aturan praktis dan bias yang diadopsi sebagai cara
untuk menyederhanakan penilaian yang kompleks dalam rangka untuk mengatasinya.
Tiga
aturan praktis didefinisikan dalam literatur sebagai berikut:
·
Keterwakilan
(Representativeness). Aturan ini menyatakan bahwa ketika menilai kemungkinan
bahwa item tertentu berasal dari populasi item tertentu, penilaian orang akan
ditentukan oleh sejauh mana item tersebut mewakili populasi. Item atau kejadian
yang dilihat oleh pengambil keputusan sebagai sesuatu yang lebih representatif
akan dinilai dan memiliki kemungkinan lebih tinggi untuk terjadinya
dibandingkan item atau kejadian yang kurang repsentative. Misalnya, petugas
pinjaman bank dapat menilai kemungkinan bahwa perusahaan akan default (gagal
bayar) atas pinjamannya dari seberapa mirip kondisi perusahaan tersebut dengan
contoh-contoh perusahaan yang gagal. Seperti dijelaskan kemudian, penelitian
telah menunjukkan bahwa penggunaan aturan ini dapat menyebabkan keputusan yang
buruk karena pengambil keputusan yang menggunakannya sering mengabaikan
kesalahan lainnya berkaitan dengan tingkat di mana hal kepentingan benar-benar
terjadi dalam total populasi (ini disebut tingkat dasar). Tingkat populasi
kredit macet mungkin, misalnya 5% tetapi pembuat keputusan mungkin mengabaikan
informasi penting ini dan akibatnya melebih-lebihkan tingkat kredit macet
ketika mengevaluasi sampel perusahaan terutama karena mereka (pembuat
keputusan) hanya mencari perusahaan yang memiliki karakteristik yang sesuai
dengan stereotip.
·
Ketersediaan (Availability).
Ketersediaan aturan praktis mengacu pada penaksiran probabilitas dari suatu
peristiwa berdasarkan peristiwa tersebut masuk ke dalam pikiran. Konsekuensi
dari penggunaan aturan praktis ini adalah bahwa probabilitas terkait dengan
peristiwa sensasional kemungkinan akan overestimated.
·
Jangkar dan penyesuaian
(Anchoring and adjustment). Aturan ini mengacu pada proses penilaian umum di
mana respon awalnya dihasilkan atau diberikan berfungsi sebagai jangkar dan
informasi lain yang digunakan untuk mengatur respon itu. Konsekuensi dari
aturan ini adalah kemungkinan tidak cukupnya penyesuaian dalam kaitannya dengan
perubahan keadaan.
Seperti yang dinyatakan sebelumnya,
sebagian besar penelitian ke pertimbangan probabilistik telah menggunakan
auditor sebagai subjek. Auditor merupakan subyek yang ideal untuk studi
penilaian manusia dan penalaran probabilistik pada khususnya, karena beberapa
penilaian audit memerlukan kebutuhan untuk merevisi penilaian dalam bukti
tambahan. Selain itu, perusahaan akuntan publik besar di AS sangat cooperative dalam menciptakan
ketersediaan baik dana dan praktik auditor untuk penelitian. Sebuah gambaran
singkat dari penelitian yang berkaitan dengan ketiga aturan praktis sebagai
berikut.
LO 3
KETERWAKILAN: BUKTI
Kahneman
dan Tversky pertama kali melaporkan adanya keterwakilan dan kecenderungan untuk
mengabaikan tingkat dasar. Sejak itu, penelitian di kedua bidang psikologis dan
akuntansi telah menyelidiki fenomena tersebut. Bukti yang meyakinkan dalam
bahwa hal itu menunjukkan informasi tarif dasar kadang-kadang diabaikan dan
kadang-kadang digunakan secara tepat didalam menentukan probabilitas dari suatu
peristiwa. Penggunaan informasi tarif dasar tampaknya sangat sensitif terhadap
berbagai tugas dan konteks serta ini telah menyebabkan hipotesis bahwa
pertimbangan probabilistik melibatkan pengolahan kontingen.
Joyce
dan Biddle menggunakan adaptasi akuntansi dalam detector pencurian/kebohongan
oleh karyawan contoh yang sebelumnya diberikan dalam bab ini untuk
menggambarkan penerapan teorema Bayes. Dalam contoh ini berkaitan dengan
penipuan manajemen, lagi tingkat dasar sangat rendah digunakan. Seperti yang
telah diperkirakan, seperti pada contoh sebelumnya, subyek akan memberikan
perhatian yang kecil untuk tingkat dasar rendah yang diberikan. Sejak penilaian
audit sering melibatkan tingkat dasar rendah, dampak peristiwa tinggi
(contohnya : fraud), penulis menekankan tentang implikasi dari hasil ini.
Namun, Holt meragukan temuan Joyce dan Biddle, memperdebatkan bahwa hal itu adalah pengungkapan masalah.
Mengarah ke efek framing, yang telah didorong dari hasil mereka. Efek Framing
didefinisikan sebagai perspektif kognitif yang ditimbulkan oleh karakteristik
tugas. Efek ini sering digambarkan dengan menggunakan analogi half empty/half
full glass di mana pesimistis menganggap gelas sebagai setengah kosong (half
empty) dan optimistis memandang gelas yang sama sebagai setengah penuh (half
full).
Ketersediaan: bukti
Dasar
dari aturan ini adalah penilaian yang didasarkan pada pengambilan dari memori
atau konstruksi skenario yang relevan. Contohnya semakin cepat mengingat
masalah, atau semakin mudah orang untuk mengingat masalah atau menghasilkan
penjelasan tentang suatu peristiwa, semakin tinggi kemungkinan terjadinya
penilaian terjadinya peristiwa. Namun, ini membutuhkan sampel besar dari
probabilitas untuk meningkatkan akurasi prediksi.
Moser
memeriksa ketersediaan aturan praktis sehubungan dengan penilaian prediktif
investor. Dia meminta setengah dari 58 subjek untuk membuat daftar alasan-alasan target keuntungan perusahaan
akan meningkat dan alasan keuntungan perusahaan akan menurun. Subyek-subyek
yang tersisa diurutkan dalam susunan berlawanan. Moser menemukan bahwa kelompok
pertama subjek membuat prediksi probabilitas yang lebih tinggi mengenai
peningkatan keuntungan bagi perusahaan, meskipun tidak ada dasar objektif bagi
optimisme mereka. Hasil subjek mampu menghasilkan alasan paling mendukung yang
dinilai lebih mungkin. Dia menyimpulkan bahwa beberapa peristiwa lingkungan
mengenai perusahaan tertentu yang menyebabkan liputan berita yang tidak
proporsional mungkin sistematis mempengaruhi prediksi penilaian. Investor
individual mungkin baik overprice atau underprice saham karena kecenderungan
semuanya untuk berpikir tentang perusahaan dari perspektif yang sama - optimis
atau pesimis.
Penetapan
dan
penyesuaian: bukti
Joyce dan
Biddle menggunakan kembali praktik
auditor sebagai subyek dalam memeriksa efek perubahan dalam sistem pengendalian internal pada perluasan pengujian substantif (tes
pemeriksaan yang dirancang untuk mencari
keberadaan kesalahan dolar di akun-akun). Diharapkan
bahwa subjek akan menyesuaikan perubahan dalam pengendalian
internal dengan menyesuaikan cakupan
audit tetapi penyesuaian tidak akan cukup sebagai penetapan pada awal pengendalian
internal yang akan terjadi.
Tidak ada bukti penetapan
dan penyesuaian ditemukan. Namun, Kinney dan
Uecker tidak menemukan
bukti penetapan dan penyesuaian
dalam review analitis (analisis rasio) dan uji kepatuhan (uji audit
pengendalian internal) tugas.
Penilaian ahli
dan
aturan
praktis
Penelitian
yang melibatkan penilaian ahli berkaitan dengan memeriksa proses berpikir ahli dan penentu keahlian. Newell
dan Simon memberikan kerangka analisis dengan teori mereka yang dibatasi
secara rasional. Mereka menyarankan
bahwa manusia memiliki sebuah memori jangka pendek dengan setiap kapasitas terbatas (4-7 bagian) dan memori
jangka panjang hampir tak terbatas. Struktur dari ingatan dan karakteristik tugas ini menggabungkan untuk menentukan cara berbagai jenis masalah diwakili dalam memori (representasi kognitif) yang pada gilirannya menentukan
cara masalah ini diselesaikan.
Banyak pekerjaan awal dalam memori
ahli melibatkan praktisi medis dan master catur. Kemampuan para ahli untuk
secara efektif memperluas kapasitas memori mereka dalam situasi yang berkaitan
dengan keahlian mereka telah menjadi temuan yang konsisten dalam literatur.
Sepertinya sekelompok kecil nilai isyarat mengingatkan seperangkat besar
isyarat yang terkait dengan prototipe. Penjelasannya terletak pada penggunaan
keterwakilan untuk mengenali pola umum dan membawa prototipe ke dalam memori
jangka pendek dari memori jangka panjang.
Bouwman menemukan bukti keterwakilan dalam tugas akuntansi ketika
ia meminta mahasiswa (pemula) dan 3 akuntan
(ahli) untuk menganalisis empat kasus yang berisi informasi keuangan yang luas untuk menentukan setiap bidang masalah mendasar.
Ia menemukan bahwa para ahli mengikuti strategi diarahkan
berdasarkan daftar cek, tren kompleks standar
dan stereotip, dan dikembangkan gambaran perusahaan secara keseluruhan.
Para ahli, ketika menghadapi pelanggaran stereotip, berusaha
untuk mengungkap penyebabnya, mencari
baik bukti konfirmasi dan non-mengkonfirmasikan.
Para mahasiswa, di sisi lain, mengikuti strategi sekuensial
diarahkan sederhana, mengevaluasi informasi tentang urutan yang disajikan, mencari fakta yang signifikan yang dapat menjelaskan situasi. Mereka mencari untuk konfirmasi bukti dan tidak berusaha untuk menemukan penjelasan sebab akibat.
Sejumlah penelitian
audit telah mengkonfirmasikan bahwa
ahli audit yang memiliki
ingatan yang lebih baik, kemampuan integratif dan
frekuensi kesalahan kemampuan
belajar dari yang dilakukan pemula. Ahli-ahli Audit menunjukan bukti dari ketiga aturan praktis dan belum
jelas bahwa ini hasil yang
diperlukan dalam kualitas rendah
dalam pengambilan keputusan. Sifat double-entry
dari pembukuan berarti bahwa tes audit sering tumpang tindih dan mekanisme
(misalnya review partner)
yang mencoba untuk menjamin kualitas. Metode proses penelusuran yang mungkin menjadi cara yang baik untuk belajar lebih
banyak tentang perbedaan antara proses
pengambilan keputusan para ahli dan pemula. Pengetahuan ini akan berharga untuk tujuan pelatihan.
LO 4
AKUNTANSI DAN PERILAKU
Akuntansi
hadir sebagai fungsi langsung dari
kegiatan individu atau kelompok individu (didefinisikan sebagai entitas akuntansi). Terdapat
sudut pandang yang berbeda dari akuntansi, menunjukkan adanya kemungkinan
sejumlah perspektif akuntansi.
Bahkan dalam periode peraturan
pemerintah terpusat atas pengungkapan akuntansi oleh perusahaan, ada ribuan
pilihan dan asumsi yang diperlukan antara alternatif teknik akuntansi dalam
penyusunan laporan keuangan untuk entitas perusahaan. Walaupun
berada dalam peraturan lebih ketat dari undang-undang perpajakan di Australia, ada kebijakan yang cukup besar dalam teknik
pengadopsian, dan interpretasi dari
informasi yang dilaporkan, merupakan masalah dari
perspektif. Ada banyak kepentingan yang bersaing di berbagai orang yang
menginterpretasikan informasi keuangan yang dilaporkan oleh organisasi. Pada
dasarnya, para pengguna informasi akuntansi mewakili berbagai perspektif dan
tujuan, mulai dari kelompok karyawan (serikat buruh), pemegang saham individu
dan kelompok investor untuk pengelolaan organisasi, pembuat standar akuntansi
sering menghabiskan banyak waktu memperdebatkan validitas teknis dari teknik
khusus yang diusulkan. Namun, sebelumnya validitas teknis merupakan masalah
perspektif.
Tujuan dari
bagian ini adalah untuk memperkuat
tema yang mendasari seluruhnya dan sejumlah bab lain dari buku ini, akuntansi yang merupakan fungsi dari perilaku dan aktivitas manusia. Dengan demikian, informasi akuntansi akan mempengaruhi perilaku baik dalam metode yang diadopsi untuk mengukur dan melaporkan
informasi, dan sebagai respon terhadap keterbukaan informasi. Tanggapan terhadap
informasi adalah fungsi dari perspektif manusia dan karena
itu tidak lepas dari tujuan
pribadi dan kepentingan pengguna,
apakah bertindak sebagai seperti kepentingan
individu atau sebagai kelompok. Akibatnya, akuntansi beroperasi dalam lingkungan yang
kompleks. Akuntan harus menyadari lingkungan seperti ini dan menghargai dampak
informasi akuntansi terhadap perilaku.
Burchell
dkk merangkum peran
penting akuntansi dalam
konteks board economic:
Data akuntansi
sekarang digunakan dalam derivasi
dan pelaksanaan kebijakan untuk
stabilisasi ekonomi, harga dan
pengendalian upah untuk regulasi
sektor industri dan komersial tertentu dan perencanaan sumber daya ekonomi nasional dalam kondisi peperangan dan perdamaian dan kemakmuran dan depresi
Tidak lagi dilihat
sebagai sekedar unit dari rutinitas kalkulatif,
sekarang berfungsi sebagai mekanisme terpadu dan berpengaruh untuk manajemen ekonomi dan sosial.
Selain itu,
penting untuk mempertimbangkan faktor-faktor
yang mempengaruhi perubahan dalam sistem akuntansi dan sifat dari informasi yang dilaporkan. Akuntansi bukanlah proses satu arah, dengan informasi akuntansi mempengaruhi perilaku atau mendorong respon pada bagian
dari beberapa kelompok pengguna. Informasi dan system
akuntansi dipengaruhi dan diubah oleh faktor, yang
sebagian besar berada di luar kendali langsung akuntan. Menurut
Zimmerman, sistem akuntansi adalah komponen fundamental dari arsitektur
organisasi, dengan manajer senior yang terus berusaha
mengadaptasi arsitektur untuk
memastikan struktur terbaik dari
perusahaan. Zimmerman menyediakan dua pengamatan penting tentang faktor yang mempengaruhi
sistem akuntansi.
- Perubahan
dalam sistem akuntansi yang sudah
terjadi dalam ruang hampa. Perubahan
sistem akuntansi umumnya terjadi
pada waktu yang sama sebagai
perubahan dalam strategi bisnis perusahaan dan perubahan organisasi
lainnya, khususnya yang berkaitan dengan pemisahan hak keputusan dan
evaluasi kinerja dan sistem
penghargaan.
- Perubahan
dalam arsitektur perusahaan,
termasuk perubahan dalam sistem
akuntansi, yang mungkin terjadi dalam menanggapi perubahan dalam strategi
bisnis perusahaan yang disebabkan
oleh guncangan eksternal
dari teknologi dan kondisi pasar
pergeseran.
Informasi akuntansi
sehingga secara signifikan mempengaruhi
perilaku individu baik dalam suatu entitas dan eksternal padanya. Namun, pengaruh
dua arah, dengan individu (atau grup individu) langsung dan tidak
langsung mempengaruhi struktur
sistem akuntansi dan pengungkapan informasi. Jika penelitian perilaku adalah untuk kemajuan dan
memberikan pemahaman yang berharga tentang hubungan yang kompleks, hal itu akan harus menyimpang dari penelitian pasar modal yang beroperasi di bawah asumsi yang mewakili individu
atau kelompok pemegang saham sebagai
seperangkat interchangeable blanks (masing-masing berbagi kekuatan yang
sama dari interpretasi, film dan keyakinan) dan
yang menerima bahwa ekonomi, masyarakat dan entitas
di dalamnya hidup organisme kompleks yang tidak bertindak dalam isolasi tetapi efek satu sama lain dalam cara yang kompleks.
LO 5
KETERBATASAN BAR
Gambaran umum
BAR telah menunjukkan bahwa kita telah belajar banyak tentang bagaimana pembuat keputusan yang
berbeda menggunakan informasi akuntansi.
Namun, juga mengungkapkan bahwa ada signifikansi yang lebih bagi kita untuk belajar di area ini. Frekuensi antara hasil studi
sejenis hanya berarti bahwa pengolahan
informasi manusia jauh lebih
kompleks daripada pengembangan teori
penelitian dan metode saat ini.
Maines berpendapat:
Sayangnya,
tiga kritik dilontarkan terhadap penelitian ini telah membatasi pengaruhnya. Pertama, studi
tentang topik yang sama telah
menghasilkan hasil yang
bertentangan, mencegah bimbingan
konklusif untuk keputusan kebijakan. Selain itu, subjek
eksperimen dan pengaturan yang digunakan dalam studi ini sering dari yang ditemukan dalam situasi penilaian nyata. Akhirnya, para peneliti akuntansi
telah mempertanyakan apakah kebijakan harus dipengaruhi oleh penelitian tentang pengambil keputusan
individu.
Keterbatasan
BAR ini berarti belum mencapai
tingkat yang sama dari dominasi
dalam literatur akademik saat ini dinikmati oleh pasar modal dan teori keagenan sekolah penelitian. Secara
keseluruhan, keterbatasan utama dari Bar adalah kurangnya
teori tunggal yang mendasari yang
membantu dalam penyatuan pertanyaan penelitian beragam dan temuan Bar. Berbeda
dengan pasar modal dan teori
keagenan sekolah penelitian
yang telah didasari kegiatan penelitian dan pengembangan teori dalam bidang
tertentu dari ekonomi, peneliti
BAR telah meminjam
dari berbagai disiplin ilmu
dan konteks dan tidak memiliki kerangka kerja umum dalam yang mengembangkan generalisasi
yang berguna bagi para pembuat kebijakan.
Terdapat juga tidak ada kemungkinan
isyarat pengembangan dari teori semacam itu di masa mendatang.
Namun demikian, hal itu tetap benar bahwa
BAR adalah sekolah penelitian yang berharga dan praktis. Metode BAR telah
digunakan oleh banyak kelompok pengambil
keputusan untuk mengembangkan sistem
ahli dan alat-alat praktis
lainnya untuk pengolahan informasi
dan tujuan pelatihan di tempat
kerja. BAR juga alat-alat menawarkan
janji yang mengungkapkan kesalahan
sistematis (seperti aturan yang
berbeda praktis dibahas sebelumnya)
yang dibuat oleh semua pengambil keputusan dalam konteks tertentu yang memiliki implikasi untuk perbaikan di tingkat makro. Misalnya, penelitian mulai menunjukkan bagaimana jenis insentif menghadapi analisis saham pada bias tempat kerja
keputusan mereka.
Kepentingan yang lebih besar
sekarang sedang ditunjukkan dalam pengembangan pengukuran non-keuangan dari kinerja perusahaan seperti indikator kinerja lingkungan dan sosial
yang diusulkan dalam 'pelaporan triple bottom-line. Seperti
ada sedikit pengetahuan yang ada tentang apa pengukuran non-keuangan ini seharusnya atau bagaimana mereka harus
dilaporkan, Bar memiliki peran
penting untuk bermain dalam
membantu praktisi akuntansi dan
pembuat kebijakan dalam mengembangkan
daerah muncul seperti ini. Selanjutnya, kemajuan terus menerus dalam
teknologi penelitian dan metode akan memungkinkan para peneliti BAR masa depan untuk mengembangkan hipotesis
yang lebih kaya dan tes tentang bagaimana pengambil keputusan proses informasi akuntansi.
LO 6 ISU UNTUK AUDITOR
Sama seperti
penelitian akuntansi perilaku dapat
menjawab pertanyaan tentang bagaimana
orang menggunakan dan memproses informasi
akuntansi, penelitian audit
perilaku dapat menyelidiki
bagaimana auditor melakukan tugas
mereka dan membuat penilaian
mereka. Penelitian Archival tentang
pilihan auditor, diperiksa
dalam bab-bab sebelumnya, sering
memperlakukan proses audit
sebagai 'kotak hitam'. Hasil bahwa auditor besar
atau spesialis yang terkait
dengan biaya audit yang lebih
tinggi dan biaya modal yang lebih rendah diinterpretasikan sebagai bukti bahwa auditor ini adalah kualitas yang lebih tinggi, tapi itu bukan bukti langsung kinerja
audit yang lebih baik. Penelitian perilaku mencoba untuk masuk ke dalam kotak hitam ini untuk menguji karakteristik auditor yang berkinerja lebih baik dan menyelidiki faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja auditor.
Penelitian terdahulu
dimulai dengan pertanyaan cukup jelas. Misalnya, apakah pengalaman audit lebih meningkatkan
kualitas auditor penilaian?
Meskipun kesederhanaan tampak dari
pertanyaan ini, para peneliti segera menemukan bahwa jawabannya tidak ada yang pasti. Kinerja
Auditor bervariasi antara pengaturan dalam cara-cara yang menunjukkan bahwa auditor memiliki kedua pengetahuan umum, yang umum untuk semua auditor,
dan pengetahuan khusus yang diperoleh melalui praktek dan umpan balik dalam domain tertentu atau konteks.
Salah satu
konteks tertentu yang telah diteliti secara intensif adalah pengalaman industri tertentu. Auditor dengan pengalaman dalam konteks industri tertentu tampaknya memiliki kualitas
penilaian auditor yang tinggi ketika bekerja dalam
konteks tersebut. Efek ini tampaknya
terjadi karena auditor memperoleh pengetahuan khusus ketika diberi kesempatan untuk menerima
pelatihan khusus industri baik formal maupun informal melalui
pengalaman on-the-job dalam audit lingkungan tim industri.
Owhoso, Messier, dan
Lynch menunjukkan bahwa ketika auditor bekerja dalam tim
spesialisasi industri mereka, mereka lebih efektif dari auditor lain dalam mendeteksi kesalahan
konseptual maupun mekanik. Jika auditor diminta untuk bekerja
di luar daerah spesialisasi mereka, mereka tidak menunjukkan tingkat kinerja
yang lebih besar. Temuan penelitian ini
didukung oleh pengamatan bahwa
perusahaan audit besar mengatur
praktek mereka suatu lini industri yang lama.
Hasil Owhoso, Messier dan
Lynch menunjukkan bahwa pengetahuan khusus auditor tidak dapat dialihkan kepada konteks lain.
Hammersley menunjukkan bahwa ini adalah karena industri spesialis auditor dapat menggunakan beberapa isyarat lebih efisien daripada auditor lain dalam industri spesialis
konteks. Petunjuk adalah potongan-potongan informasi, dan Hammersley
tertarik pada kinerja relatif spesialis dan non-spesialis
auditor dalam menggunakan isyarat tampaknya tidak berbahaya untuk membuat pola yang mewakili keberadaan salah saji keuangan.
Hasil nya menunjukkan perbedaan dalam
cara-cara yang spesialis dan non-spesialis auditor memahami
isyarat ketika mereka menaburkan seluruh informasi yang tersedia bagi
auditor. Dia menunjukkan
bahwa auditor spesialis cenderung menggunakan prosedur yang lebih
efisien dan efektif untuk mendeteksi
keberadaan salah saji, tapi hanya
dalam bidang spesialisasi mereka sendiri.
Penelitian
industri spesialisasi berfokus pada
kompetensi auditor, yang merupakan salah
satu bagian dari kualitas audit.
Penelitian perilaku juga telah menyelidiki isu seputar komponen lain dari kualitas
audit, independensi auditor. Koch
dan Schmidt meneliti efek dari
pengungkapan kepentingan atas keputusan
pelaporan auditor. Awalnya, dan konsisten dengan
Kain, Loewenstein dan Moor, mereka menemukan bahwa auditor lebih cenderung melaporkan secara keliru
ketika mereka mengungkapkan konflik
kepentingan karena pengungkapan
tersebut meringankan keprihatinan moral mereka. Mereka merasa bahwa mereka memiliki lisensi untuk melaporkan secara keliru karena investor seharusnya
menyadari adanya kemungkinan ini.
Namun, Koch dan Schmidt
menemukan bahwa auditor yang lebih berpengalaman cenderung untuk
melaporkan secara keliru dalam situasi
ini. Mereka juga menemukan
bahwa ketika auditor tidak
mengungkapkan biaya mereka,
mereka bekerja untuk membangun
reputasi untuk pelaporan jujur.
Koch dan Schmidt menunjukkan
bahwa meningkatkan kompleksitas percobaan
dengan memasukkan lebih banyak faktor, seperti pengalaman dan reputasi,
dapat menghasilkan hasil yang lebih kaya dan pemahaman yang lebih dalam
perilaku auditor.
Cara lain untuk
menyelidiki independensi auditor adalah dengan meneliti reaksi investrors untuk informasi
tentang auditor. Misalnya,
Davos dan Hollie
dan Dopuch, Raja
dan Schwartz menyelidiki persepsi investor dari independensi auditor ketika
auditor menerima biaya
layanan non-audit mengurangi
dari klien audit mereka. Kedua studi
menemukan bahwa pengungkapan biaya non-audit mengurangi
akurasi persepsi investor independensi auditor. Hasil ini penting karena bukti mereka menunjukkan bahwa
meskipun auditor independen pada kenyataannya, penampilan independensi bisa
terganggu dan harga saham terpengaruh. Peraturan seperti Sarbanes-Oxley Act
(2002) diperkenalkan untuk mencegah masalah independensi auditor dengan
membatasi penyediaan auditor layanan non-audit kepada klien mereka. Bahkan jika
tidak ada penurunan independensi yang sebenarnya untuk mencegah, peraturan ini
dapat membantu auditor dan klien mereka menghindari masalah yang disebabkan
oleh gangguan independensi yang dirasakan.
Penelitian eksperimental
memiliki potensi untuk melengkapi
penelitian dengan menggunakan arsip data
dengan berfokus pada perilaku auditor dan investor. Namun,
tantangan metodologis yang dihadapi
oleh para peneliti perilaku juga signifikan. Sering ada ketegangan antara membuat percobaan cukup realistis
dengan memasukkan banyak faktor kontekstual dan membuatnya cukup sederhana sehingga peneliti dapat yakin bahwa mengamati
hasil tersebut disebabkan adanya manipulasi faktor spesifik dalam penyelidikan. Peneliti harus mempertimbangkan semua masalah rancangan sebelum memasang subjek karena, tidak seperti penelitian
arsip data, tidak ada kesempatan untuk mengumpulkan data tambahan
di kemudian hari. Penelitian terus
berkembang secara bertahap dimana peneliti mencoba instrumen, konteks, dan
subjek yang berbeda kasus.
No comments:
Post a Comment