Source:
Belkaoui,
Ahmed Riahi (ARB); (2004), Accounting Theory, Fifth Edition,Business
Press.
KLASIFIKASI
DAN KONFLIK KEPENTINGAN
Perumusan tujuan
akuntansi tergantng pada penyelesaian konflik kepentingan yang terdapat di
pasar informasi. Laporan keuangan yang dihasilkan oleh interaksi tiga kelompok:
perusahaan, pengguna, dan profesi akuntansi.
Perusahaan (firm)
membentk kelompok utama yang terlibat dalam proses
akuntansi.aktivitas-aktivitas operasional, keuangan, dan luar biasa (non
operasional) yang merek lakukan menjadi justifikasi dari pembuatan laporan
keuangan.
Pengguna (user)
membentuk kelompok kedua. Pembuatan informasi akuntansi dipengaruhi oleh
kepentingan dan kebutuhan pengguna. Namun, dapat dipastikan daftar tersebut
akan mencantumkan para pemegang saham, analis keuangan, kreditor dan
badan-badan pemerintah.
Profesi Akuntansi
(Accounting Profession) membentuk kelompok tiga yang dapat
memengaruhi informasi yang akan dimasukkan ke dalam laporan keuangan. Ara
akuntan akan bertindak sebagai auditor yang bertanggung jawab untuk
memverifikasi bahwa laporan keuangan telah mematuhi prinsip-prinsip akuntansi yang
berlaku umum.
|
Interaksi dari ketiga
kelompok di atas dapat disajikan dalam sebuah Diagram Venn dengan penjelasan sebagai berikut :
·
Lingkaran U, mencerminkan kepentingan
dari para pengguna akan informasi yang dianggap bermanfaat untuk pengambilan
keputusan ekonomi,
·
Lingkaran C, mencerminkan kumpulan
informasi yang diterbitkan dan diungkapkan oleh perusahaan (walaupun berada
diluar atau didalam luar batasan dari prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku
umum),
·
Lingkaran P, mencerminkan kumpulan
informasi yang dapat dibuat dan diverifikasi oleh profesi akuntansi.
·
Area yang diberi nama I, mencerminkan kumpulan
informasi yang dapat diterima oleh semua tiga kelompok tersebut. Area II – VII
mencerminkan area-area yang menjadi konflik kepentingan.
Terdapat kemungkinan
pendekatan dalam perumusan tujuan akuntansi :
1.
Pedekatan pertama, melihat kumpulan
informasi yang siap diungkapkan oleh perusahaan dan mencoba untuk menemukan
cara terbaik untuk mengukur dan memverifikasi (pendekatan berorientasi kepada profesi).
2.
Pendekatan kedua, melihat informasi yang
dapat diukur dan diverifikasi oleh profesi akutan dan mencoba untuk
mengakomodasikan para pengguna dan perusahaan melalui berbagai pilihan-pilihan
akuntansi (pendekatan berorientasi kepada
perusahaan).
3.
Pendekatan ketiga, melihat kumpulan
informasi yang dianggap relevan oleh pengguna sebagai sesuatu hal yang penting
serta mendorong profesi dan perusahaan untuk membuat dan memverifikasi
informasi tersebut (pendekatan
berorientasi kepada pengguna).
PERUMUSAN
TUJUAN LAPORAN KEUANGAN
Tujuan
Laporan Keuangan menurut APB Statement No. 4
a.
Tujuan khusus
dari laporan keuangan adalah menyajikan secara wajar dan sesuai dengan
prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum, posisi keuangan, hasil operasi,
dan perubahan-perubahan lainnya dalam posisi keuangan.
b.
Tujuan Umum
dari laporan keuangan adalah :
a. Untuk
memberikan informasi yang dapat diandalkan mengenai sumber daya ekonomi
kewajiban dari perusahaan bisnis agar dapat :
-
Megevaluasi kelebihan dan kekurangannya,
-
Menunjukkan pendanaan dan investasinya,
-
Mengevaluasi kemampuan dalam memenuhi
komitmen-komitmennya,
-
Menunjukkan berbagai dasar sumberdaya
bagi perusahaan.
b. Untuk
memberikan informasi yang dapat diandalkan mengenai perubahan dalam sumber daya
bersih dari aktivitas perusahaan bisnis yang diarahkan untuk memperoleh laba
agar dapat :
-
Menyajikan ekspektasi pengembalian dividen
kepada para investor,
-
Menunjukkan kemampuan operasi perusahaan
dalam membayar kreditor dan pemasok, memberikan pekerjaan bagi
karyawan-karyawannya, membayar pajak, dan menghasilkan dana untuk perluasan
usaha,
-
Memberikan informasi untuk perencanaan dan
pengendalian kepada manajemen,
-
Menyajikan profitabilitas jngka panjang.
c. Utuk
memberikan informasi keuangan yang dapat digunakan untuk mengestimasi potensi
penghasilan bagi perusahaan.
d. Untuk
memberikan informasi lain yang dibutuhkan
mengenai perubahan dalam sumber daya ekonomi dan kewajiban
e. Untuk
mengungkapkan informasi lain yang relevan terhadap kebutuhan pengguna laporan.
c.
Tujuan Kualitatif
dari akuntansi keuangan adalah :
1. Relevansi,
yang artinya pemilihan informasi yang memiliki kemungkinan paling besar untuk
memberikan bantuan kepada para pengguna dalam keputusan ekonomi mereka.
2. Dapat
dimengerti, yang artinya tidak hanya informasi
tersebut harus jelas, tetapi para pengguna juga harus dapat memahaminya.
3. Dapat
diverifikasi, yang artinya hasil akuntansi dapat
didukung oleh pengukuran-pengukuran yang independen, dengan metode-metode
pengukuran yang sama.
4. Netralitas,
yang artinya informasi akuntansi ditujukan kepada kebutuhan umum dari pengguna,
bukannya kebutuhan-kebutuhan tertentu dari pengguna-pengguna yang spesifik.
5. Ketepatan
waktu, yang artinya komunikasi informasi secara awal,
untuk menghindari adanya kelambatan atau penundaan dalam pengambilan keputusan
ekonomi.
6. Komparabilitas
(daya banding), yang secara tidak langsung berarti
perbedaan-perbedaan yang terjdi seharusnya bukan diakibatkan oleh perbedaan
perlakuan akuntansi keuangan yang diterapkan.
7. Kelengkapan,
yang artinya adalah telah dilaporkannya seluruh informasi yang “secara wajar”
memenuhi persyaratan dari tujuan kualiatif yang lain.
Laporan kelompok studi mengenai
tujuan laporan keuangan
Metodologi yang digunakan
Dewan
direksi dari American Institute of Certified Public Accoutants mengumumkan
dibentuknya dua kelompok studi pada bulan April 1971. Kelompok studi pertama, “Komite
Wheat” bertugas memperbaiki dan meningkatkan proses penetapan standar.
Laporan yang dihasilkan oleh komite ini mencetuskan dibentuknya Financial
Accounting Standards Board (FASB). Kelompok studi kedua, “Komite Trueblood”
bertugas untuk mengembangkan tujuan laporan keuangan, yaitu dengan menentukan :
1. Siapa
yang membutuhkan laporan keuangan,
2. Informasi
apa yang mereka butuhkan,
3. Seberapa
banyak dari informasi yang dibutuhkan itu dapat diberikan oleh akuntansi,
4. Kerangka
apa yang dibutuhkan untuk memberikan informasi yang dibutuhkan tersebut.
5.
Tujuan laporan Keuangan seperti
yang dinyatakan dalam “laporan trueblood”
Enam
tingkatan tujuan berikut ini diambil dari “Laporan Trueblood” :
1. Tujuan
dasar (No. 1)
2. Empat
tujuan (No. 2, 3, 11, dan 12) yang menyebutkan pengguna dan kegunaan yang
berbeda-beda dari informasi akuntansi.
3. Dua
tujuan (No. 4 dan 5) yang menyebutkan kekuatan menghasilkan (earning power)
perusahaan dan kemampuan manajemen (akuntabilitas) sebagai jenis informasi yang
dibutuhkan.
4. Satu
tujuan (No. 6) yang menyebutkan sifat dari informasi yang dibutuhkan sebagai
faktual dan interpretative.
5. Empat
tujuan (No. 7, 8, 9, 10) yang menguraikan laporan keuangan yang dibutuhkan
memenuhi tujuan No. 6.
6. Beberarapa
rekomendasi khusus untuk laporan keuanganyang dibuat agar dapat memenuhi
tujuan-tujuan sebelumnya (No. 7, 8, 9, 10).
Hakikat kerangka konseptual
Kerangka
konseptual adalah sebuah konstitusi, sebuah system koheren dari tujuan dan asas
yang saling berhubungan yang dapat mengarah kepada standar yang konsisten dan
menentukan sifat, fungsi dan batasan dari akuntansi keuangan dan laporan
keuangan. Tujuan menegaskan sasaran dan tujuan akuntansi. Asas menjadi konsep
yang mendasari konsep akuntansi dan akan memandu pemilihan peristiwa yang harus
diperhitungkan, pengukuran peristiwa tersebut, serta cara merangkum dan
mengkomunikasikannya kepada pihak pihak yang berminat. Konsep konsep seperti
ini menjadi suatu asas dalam artian bahwa konsep konsep yang lain akan dihasilkan
dari asas tersebut dan penggunaannya sebagai acuan secara berulang ulang akan
dibutuhkan dalam menentukan, mengartikan, dan menerapkan standar akuntansi dan
pelaporan.
Sebuah
kerangka konseptual ketika telah selesai dibuat akan:
·
Memandu FASB dalam membuat standar
akuntansi
·
Menjadi kerangka acuan untuk menjawab
pertanyaan pertanyaan akuntansi yang tidak memiliki standar resmi yang
spesifik.
·
Menetukan batasan pertimbangan dalam
membuat laporan keuangan
·
Meningkatkan komparabilitas dengan
menurunkan jumlah metode akuntansi alternative yang tersedia
Masalah masalah dalam kerangka
konseptual:
Masalah
1: Pandangan mengenai laba atau penghasilan mana yang harus digunakan?
Ada
tiga pandangan berbeda yang diidentifikasikan dalam penentuan laba atau
penghasilan (earnings)
·
Pandangan aktiva/kewajiban
·
Pandangan pendapatan/beban
·
Pandangan non artikulasi
Pandangan
aktiva/kewajiban, atau yang disebut juga pandangan neraca atau pandangan
pemeliharaan modal (balance sheet or capital-maintenance view), berpendapat
bahwa pendapatan dan beban hanya berasal dari perubahan dalam aktiva dan
peningkatan kewajiban. Pendapatan adalah peningkatan aktiva dan penurunan dalam
aktiva bersih dikeluarkan dari definisi penghasilan- yaitu, kontribusi modal,
penarikan modal, koreksi atas pendapatan di periode periode lalu , serta
keuntungan dan kerugian akibat kepemilikan (holding gains and losses).
Pandangan aktiva/kewajiban hendaknya tidak diinterpretasikan sebagai pengabaian
atas prinsip penandingan dan pengaitan. Bahkan pada kenyataannya, penandingan
pendapatan dan beban berasal dari definisi yang jelas atas aktiva dan
kewajiban.
Pandangan
pendapatan dan beban disebut juga pandangan laporan laba rugi atau pandangan
penandingan (income statement or matching view), berpendapat bahwa adanya pendapatan
dan beban dihasilkan oleh adanya kebutuhan akan penandingan yang tepat (proper
matching). Laba pada dasarnya hanyalah selisih antara pendapatan di satu
periode dengan beban yang terjadi untuk memperoleh pendapatan tersebut.
Penandingan
yang merupakan proses pengukuran fundamental dalam akuntansi terdiri atas dua
langkah:
1. Pengakuan
pendapatan atau waktu pengakuan melalui prisip realisasi.
2. Pengakuan
beban dengan tiga kemungkinan cara:
a. Mengasosiasikan
penyebab dan dampaknya, seperti harga pokok penjualan.
b. Alokasi
yang sistematis dan rasional, seperti depresiasi (penyusutan)
c. Pengakuan
langsung, seperti biaya penjualan dan administrasi.
Pandangan
laba atau penghasilan yang manakah yang harus digunakan sebagai dasar dari
suatu kerangka konseptual untuk akuntansi dan pelaporan keuangan? Jika
artikulasi dapat dibuktikan sebagai suatu hal yang tidak hanya dibutuhkan namun
ternyata juga menguntungkan, maka pilihan yang ada hanyalah antara pandangan
aktiva/kewajiban atau pandangan pendapatan/beban. Pilihan di antara kedua
pandangan ini tergantung pada pandangan yang manakah yang merupakan proses
pengukuran yang fundamental:
1. Pengukuran
atribut atribut aktiva dan kewajiban dan perubahan perubahannya.
2. Proses
penandingan
Jika
pengukuran atribut atribut aktiva dan kewajiban dan perubahan perubahannya
dianggap sebagai proses pengukuran yang fundamental (seperti dalam pandangan
aktiva/kewajiban), maka penghasilan hanya merupakan konsekuensi dan akibat dari
perubahan perubahan tertentu dari aktiva dan kewajiban. Pandangan
aktiva/kewajiban akan menentang diberlakukannya metode penangguhan dari alokasi
pajak antar periode dan akan mendukung diberlakukannya metode kewajiban pajak
dan metode setelah pajak.
Masalah 2: Definisi
Definisi
dari setiap elemen laporan keuangan dapat diberikan oleh pandangan
aktiva/kewajiban maupun pandangan pendapata/beban.
Menurut
pandangan aktiva/kewajiban, aktiva adalah sumber daya ekonomi dari sebuah
perusahaan, mereka mencerminkan keuntungan- keuntungan di masa depan yang
diharapkan menimbulkan arus kas masuk bersih secara langsung maupun tidak
langsung. Sebagai alternative, kita dapat mengeluarkan definisi sumber daya
ekonomi dari aktiva yang tidak memiliki karakteristik dapat dipertukarkan atau
dapat diputuskan. Dalam kedua kasus tersebut, berdasarkan atas pandangan
aktiva/kewajiban, aktiva dibatasi hanya untuk merepresentasikan sumber daya
ekonomi dari perusahaan. Sumber daya ekonomi perusahaan itu sendiri adalah:
1. Sumber
daya produktif perusahaan
2. Hak
hak kontraktual untuk sumber daya produktif
3. Produk
4. Uang
5. Klaim
untuk menerima uang
6. Kepemilikan
saham di perusahaan lain
Jika
kita mengeluarkan masalah elemen “beban yang ditangguhkan” deferred charges)
dari laporan posisi keuangan, definisi mengenai aktiva yang dinyatakan oleh
ketiga pandangan yang berbeda ini memiliki karakteristik umum sebagai berikut:
1. Aktiva
menggambarkan potensi arus kas yang akan diterima perusahaan
2. Keuntungan
potensial yang diterima oleh perusahaan
3. Konsep
legal dari harta kekayaan (property) dapat mempengaruhi definisi akuntansi dan
aktiva.
4. Cara
aktiva tersebut diperoleh dapat menjadi bagian dari definisi. Aktiva dapat
diperoleh di masa lalu atau dari transaksi atau peristiwa saat ini: peristiwa
tersebut dapat terdiri atas transaksi pertukaran , perpindahan non timbal balik
dari pemilik atau bukan pemilik, atau hadiah, dan mungkin tidak memasukkan
kontrak- kontrak pelaksanaan (executor contracts)
5. Dapat
dipertukarkan mungkin menjadi karakteristik aktiva yang penting.
Manakah
dari definisi atau modifikasi dari definisi di atas yang sebaiknya membentuk
substansi dari definisi “aktiva” bagi kerangka konseptual pelaporan dan
akuntansi keuangan? Hal yang diperlukan adalah definisi yang mampu memenuhi
generalisasi penerapan yang diminta oleh kerangka konseptual. Definisi seperti
itu hendaknya memperhitungkan karakteristik berikut ini:
1. Aktiva
hanya mencerminkan sumber daya ekonomi dan tidak termasuk “beban yang
ditangguhakan”
2. Aktiva
mencerminkan potensi arus kas bagi perusahaan.
3. Potensi
keuntungan dapat diperoleh oleh perusahaan.
4. Aktiva
mencerminkan hak legal yang mengikat kepada keuntungan tertentu, hasil hasil
dari masa lalu atau transaksi saat ini dan meliputi seluruh komitmen, seperti
dalam kontrak pelaksanaan
5. Dapat
dipertukarkan bukan merupakan karakteristik yang penting dari aktiva kecuali
untuk “beban yang ditangguhkan” agar tetap memasukkan semua yang tidak berwujud
sebagai aktiva dan tidak memasukkan “beban yang ditangguhkan”.
Elemen
kedua yang harus didefinisikan adalah “kewajiban”. Menurut pandangan
aktiva/kewajiban. Kewajiban adalah keharusan perusahaan untuk mentransfer
sumber daya ekonomi kepada entitas lain di masa depan.
Jika
kita mengabaikan elemen “kredit yang ditangguhkan”, definisi dari kewajiban
yang disajikan di ketiga pandangan yang berbeda ini akan memiliki karakteristik
umum sebagai berikut:
1. Kewajiban
adalah pengorbanan sumber daya ekonomi di masa depan.
2. Kewajiban
memcerminkan tanggung jawab bagi suatu perusahaan tertentu.
3. Kewajiban
dapat dibatasi hanya berupa utang-utang yang sah (legal)
4. Kewajiban
terjadi dari transaksi atau peristiwa masa lalu atau yang terjadi saat ini.
Menurut
pandangan pendapatn/beban, penghasilan diperoleh dari penandingan antara
pendapatan dan keuntungan serta, mungkin pula dari keuntungan da keruguan.
Karenanya keuntungan dan kerugian dapat dibedakan dari pendapatan dan beban,
atau mereka dapat dianggap sebagai bagian daripadanya. Setiap kemungkinan
komponen dari pengahsilan (pendapatan, beban, keuntungan, dan kerugian) dapat
didefenisikan sebagai berikut:
1. Pendapatan
dan beban
Menurut
pandangan aktiva/kewajiban, pendapatan, yang mencakup keuntungan dan kerugian
didefenisikan sebagai peningkatan aktiva atau penurunan kewajiban yang tidak
mempengaruhi modal. Begitu pula beban, yang mencakup keuntungan dan kerugian
didefenisikan sebagai penurunan aktiva atau peningkatan kewajiban yang timbul
dari pengguna sumber daya ekonomi dan jasa selama suatu periode tertentu.
2. Keuntungan
dan kerugian
Menurut
pandangan aktiva/kewajiban, keuntungan didefenisikan sebagai meningkatnya
aktiva bersih di luar peningkatan dari pendapatan atau perubahan modal. Begitu
pula kerugian didefenisikan sebagai penurunan dari aktiva bersih di luar
penurunan dari beban atau perubahan modal. Jadi, keuntungan dan kerugian
merupakan bagian dari penghasilan yang tidak dijelaskan oleh pendapatan dan
beban.
3. Hubungan
antara penghasilan dan komponen-komponennya: terdapat tiga hubungan utama
antara laba dan komponen-komponennya.
a. Laba=
Pendapatan- Beban+keuntungan –Kerugian
b. Laba=
Pendapatan- Beban
c. Laba=
Pendapatan (termasuk keuntungan)- beban (termasuk kerugian)
Masalah 8: Konsep pemeliharaan
modal atau pengembalian biaya mana yang harus digunakan?
Terdapat
dua konsep pemeliharaan modal: konsep modal keuangan dan konsep modal fisik.
Kedua
konsep tersebut menggunakan pengukuran dalam satuan uang atau satuan daya beli
umum yang sama, yang mengakibatkan munculnya empat kemungkinan konsep
pemeliharaan modal:
1. Modal
keuangan yang diukur dalam satuan uang
2. Modal
keuangan yang diukur menurut unit daya beli umum yang sama
3. Modal
fisik yang diukur menurut unit uang
4. Modal
fisik yang diukur menurut unit daya beli umum yang sama
Masalah
9: metode pengukuran mana yang harus digunakan?
Masalah
mengenai metode pengukuran akan berkaitan dengan penentuan baik dari unit pengukuran maupun
atribut yang hendak diukur. Sepanjang kepentingan dari unit pengukuran,
pilihannya adalah antara jumalah dolar akrual dan dolar yang telah disesuaikan
dengan daya beli umum. Sedangakan sepanjang kepentingan dari atribut tertentu
yang hendak diukur, ada lima pilihan yang tersedia:
1. Metode
biaya historis
2. Biaya
saat ini
3. Nilai
jual saat ini
4. Nilai
jual yang diharapkan
5. Nilai
sekarang dari arus kas yang diharapkan
Tujuan pelaporan keuangan
Tujuan
pelaporan keuangan oleh perusahaan bisnis
1. Memberikan
informasi yang berguna bagi para calon investor dan kreditor maupun yang sudah
ada dan para pengguna lainnya dalam membuat investasi, kredit dan keputusan
keputusan lain yang serupa secara rasional. Informasi tersebut sebaiknya dapat
dimengerti oleh mereka yang memiliki cukup pemahaman akan bisnis dan aktivitas
ekonomi serta bersedia untuk mempelajari informasi tersebut dengan ketekunan
yang wajar.
2. Memberikan
informasi untuk membantu para calon investor dan kreditor serta para pengguna
lain yang sudah ada dalam menilai jumlah, waktu dan ketidakpastian dari
penerimaan kas prospektif untuk dividen atau bunga dan penerimaan dari
penjualan, penebusan, atau jatuh temponya surat berharga atau pinjaman.
3. Memberikan
informasi mengenai sumber daya ekonomi dari perusahaan, klaim untuk sumber daya
tersebut (kewajiban dari perusahaan untuk mentransfer sumber daya ke entitas
dan ekuitas pemilik lainnya), serta dampak dari transaksi transaksi peristiwa
dan kejadian yang mengubah sumber daya dan klaim atas sumber daya tersebut
4. Memberikan
informasi mengenai kinerja keuangan perusahaan selama periode tersebut. Para
investor dan kreditor seringkali menggunakan informasi masa lalu untuk membantu
menilai prospek dari sebuah perusahaan. Jadi, meskipun keputusan investasi dan
kredit mencerminkan ekspektasi dari para investor dan kreditor mengenai kinerja
perusahaan di masa depan, ekspektasi ekspektasi tersebut umumnya didasarkan
pada paling sedikit sebagian dari evaluasi kinerja perusahaan.
5. Memberikan
informasi mengenai bagaimana perusahaan memperoleh dan menggunakan kasnya,
mengenai pinjaman dan pembayaran kembali pinjaman tersebut, mengenai transaksi
transaksi modalnya, termasuk dividen kas dan distribusi sumber daya ekonomi
lainnya kepada pemilik dan mengenai faktor
faktor lain yang
dapat mempengaruhi likuiditas maupun solvabilitas perusahaan tersebut.
6. Memberikan
informasi mengenai bagaimana manajemen dari sebuah perusahaan menggunakan
tanggung jawab pengurusannya kepada pemilik (pemegang saham) untuk penggunaan
sumber daya perusahaan yang dipercayakan kepadanya.
7. Meberikan
informasi yang berguna bagi para manajer dan direktur dalam mengambil keputusan
yang sesuai dengan keinginan dari pemilik.
Tujuan
pelaporan keuangan oleh oraganisasi organisasi nonbisnis
Organisasi
nonbisnis berbeda dari oragnisasi bisnis dilihat dari dua hal. Organisasi
nonbisnis:
1. Tidak
memiliki indikator
kinerja yang dapat dibandingkan dengan laba pada perusahaan bisnis.
2. Pada
umumnya tidak menjadi subyek ujian dari kompetisi pasar.
Tiga
karakteristik utama yang membedakan organisasi-oraganisasi non bisnis adalah
1. Sejumlah
besar sumber daya diterima dari penyedia sumber daya, yang tidak mengharapkan
untuk menerima pembayaran kembali ataupun keuntungan ekonomi yang proporsional
terhadap sumber daya yang telah mereka berikan.
2. Operasi
bisnisnya terutama bergerak untuk tujuan tujuan selain penyediaan barang atau
jasa yang mendapatkan laba atau ekuivalen laba.
3. Tidak
ada saham kepemilikan yang pasti yang dapat dijual, dialihkan, atau ditebus
atau yang akan menjadi hak atas bagian dari distribusi nilai sisa dari sumber
daya pada saat organisasi dilikuidasi.
Untuk
memenuhi informasi dari pengguna pengguna, FASB mengeluarkan draft eksposur
yang memberikan tujuan tujuan berikut ini:
1. Informasi
yang bermafaat dalam pengambilan keputusan mengenai alokasi sumber daya;
pelaporan keuangan oleh organisasi non bisnis hendaknya memberikan informasi
yang bermanfaat bagi penyedia sumber daya dalam melakukan pengambilan keputusan
yang rasional atas pengalokasian sumber daya di organisasi organisasi tersebut.
2. Informasi
yang bermanfaat dalam menilai jasa dan kemapuan untuk memberikan jasa;pelaporan
keuangan oleh organisasi non bisnis hendaknya memberikan informasi yang
bermanfaat bagi penyedia sumber daya yang sudah ada maupun yang potensial dalam
menilai jasa yang diberikan oleh organisasi nonbisnis dan kemapuannya untuk
terus memberikan jasa tersebut.
3. Informasi
yang bermanfaat dalam menilai kepengurusan dan kinerja manajemen: pelaporan
keuangan oleh organisasi nonbisnis hendaknya memberikan informasi yang
bermanfaat bagi penyedia sumber daya yang sudah ada maupun yang potensial dalam
menilai bagaimana manajer dari sebuah organisasi nonbisnis melaksanakan
tanggung jawab kepengurusan mereka dan aspek aspek kinerja mereka yang lain.
4. Informasi
mengenai sumber daya ekonomi, kewajiban, sumber daya bersih dan pembebanan
pembebanannya; pelaporan keuangan oleh organisasi non bisnis akan kepentingan
pada sumber daya sumber daya tersebut.
Konsep-konsep
Fundamental
Konsep-konsep
fundamental meliputi karakteristik kualitatif dari informasi akuntansi maupun
definisi dari elemen-elemen laporan keuangan. FASB mengeluarkan SFAC (
Statement of Financial Accounting Concepts) no.2 yang memberikan kriteria untuk
melakukan pemilihan di antara:
1.
Metode
akuntansi dan pelaporan alternatif
2.
Persyaratan
pengungkapan
Kegunaan dari pengambilan keputusan disajikan sebagai
kualitas informasi terpenting. Relevansi dan keandalan sebagai dua kualitas
utama, dengan elemen-elemen yang berhubungan. Komparabilitas dan konsistensi
disajikan sebagai kualitas sekunder dan interaktif.
1.
Relevansi
: Agar
informasi dapat memenuhi standar relevansi. Informasi harus ditujukan dan
diasosiasikan secara bermanfaat dengan tindakan yang telah dirancang untuk
memfasilitasinya atau hasil yang ingin diperolehnya.
2. Keandalan: sebagai “kualitas yang
memungkinkan pengguna data agar dengan yakin mengandalkannya sebagai
pencerminan dari apa yang dimaksud untuk disajikan.” Keandalan dari informasi akan tergantung pada tingkat ketepatan
penyajiannya atas suatu peristiwa.
3. Kualitas sekunder: Kualitas sekunder
komparabilitas dan konsistensi adalah
kualitas yang diusulkan oleh SFAC no. 2
FASB. Komparabilitas
dijabarkan sebagai penggunaan metode yang sama dalam suatu waktu oleh perusahaan tertentu. Tetapi
konsistensi tidak berarti bahwa metode akuntansi tertentu tidak dapat diubah
setelah digunakan.
4.
Pertimbangan
biaya manfaat: diakui sebagai salah satu batasan umum.
Informasi akuntansi manfaat akan dicari jika keuntungan yang didapat dari
informasi tersebut melebihi biayanya.
5.
Materialitas:
dipandang
sebagai ambang batas untuk pengakuan. Ini merupakan suatu kondisi yang dianggap
penting secara relatif.
Pengakuan dan Pengukuran
Statement of Financial
Accounting Concepts (SFAC)
no.5 dimaksudkan untuk menyelesaikan masalah pengakuan dan pengukuran ini. Dalam
kaitannya dengan pengakuan, pernyataan tersebut diatas telah meninggalkan
tanggung jawabnya dengan menyatakan sejak awal bahwa pengakuan dan kriteria
pedoman adalah secara umum konsisten dengan praktik akuntansi yang berlaku dan
bukan merupakan suatu perubahan radikal. Dalam kaitannya dalam pengukuran,
laporan melihat 5 atribut yang berbeda dari aktiva dan kewajiban yang disajikan
dalam memorandum diskusi:
• Biaya historis
• Nilai pasar saat ini
• Biaya penggantian saat ini
• Nilai bersih yang dapat direalisasikan
• Nilai arus kas masa depan saat ini
Laporan-laporan
lain
1.
Laporan
Perusahaan
Pada tahun 1975, Accounting Standards Steering Committee
dari Institute of Chartered Accountants
in England and Wales menerbitkan The
Corporate Report, sebuah makalah pembahasan yang dimaksudkan sebagai suatu
langkah maju ke arah peninjauan besar oleh para pengguna, tujuan dan metode
pelaporan keuangan modern di Inggris. Laporan ini berhubungan
dengan akuntabilitas publik dari segala bentuk entitas ekonomi, terutama pada
perusahaan bisnis. Laporan
ini mencoba untuk menyusun sekumpulan
konsep yang sedang dikembangkan sebagai dasar dari pelaporan keuangan.
Setelah menilai
enam dasar pengukuran (biaya historis, daya beli, biaya penggantian, nilai
bersih yang dapat direalisasikan, nilai bagi perusahaan, dan nilai sekarang
yang bersih) terhadap tiga kriteria ( penerimaan teoritis, kegunaan dan
kepraktisan), laporan menolak digunakannya biaya historis dan memilih
menggunakan nilai saat ini yang disertai dengan penggunaan penyesuaian indeks
umum.
Kesimpulannya,
perbandingan antara temuan-temuan dan rekomendasi prinsipil dari “The Corporate Report” dan “Laporan Trueblood” tidak akan dapat
dilakukan tanpa mempertimbangkan perbedaan ekonomi dan lingkungan politik di
Inggris dan Amerika Serikat. Secara umum The
Corporate Report menyatakan perhatian yang lebih tegas bagi laporan yang
dapat digunakan untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi dan sosial masyarakat.
2.
Laporan
Stamp
Canadian
Institute of Chartered Accountants (CICA) menerbitkan studi riset pada bulan Juni 1980 yang berjudul Corporate Reporting: Its Future Evolution, yang
ditulis oleh Profesor Edward Stamp dan dikenal dengan nama Stamp Report. Motivasi utama karena (1) kerangka konseptual dari
FASB yang tidak sesuai bagi Kanada, jika melihat perbedaan lingkungan, sejarah,
politik, dan hukum antara Amerika Serikat dengan Kanada. (2) kerangka tersebut
memberikan Kanada penyelesaian bagi masalah peningkatan mutu dari standar
akuntansi keuangan perusahaan yang dimilikinya.
Pendekatan
yang diusulkan oleh “laporan stamp” ini
bersifat evolusioner. Hal ini mengidentifikasikan masalah konseptual dan
memberikan solusi dari segi identifikasi tujuan
pelaporan keuangan perusahaan, pengguna laporan perusahaan, sifat dari
kebutuhan pengguna, dan kriteria untuk penilaian mutu standar.
No comments:
Post a Comment