Saturday, 30 August 2014

CONCEPTUAL FRAMEWORK FOR FINANCIAL ACCONTING AND REPORTING



Source:
Belkaoui, Ahmed Riahi (ARB); (2004), Accounting Theory, Fifth Edition,Business Press.


 KLASIFIKASI DAN KONFLIK KEPENTINGAN
Perumusan tujuan akuntansi tergantng pada penyelesaian konflik kepentingan yang terdapat di pasar informasi. Laporan keuangan yang dihasilkan oleh interaksi tiga kelompok: perusahaan, pengguna, dan profesi akuntansi.
Perusahaan (firm) membentk kelompok utama yang terlibat dalam proses akuntansi.aktivitas-aktivitas operasional, keuangan, dan luar biasa (non operasional) yang merek lakukan menjadi justifikasi dari pembuatan laporan keuangan.
Pengguna (user) membentuk kelompok kedua. Pembuatan informasi akuntansi dipengaruhi oleh kepentingan dan kebutuhan pengguna. Namun, dapat dipastikan daftar tersebut akan mencantumkan para pemegang saham, analis keuangan, kreditor dan badan-badan pemerintah.
Profesi Akuntansi (Accounting Profession) membentuk kelompok tiga yang dapat memengaruhi informasi yang akan dimasukkan ke dalam laporan keuangan. Ara akuntan akan bertindak sebagai auditor yang bertanggung jawab untuk memverifikasi bahwa laporan keuangan telah mematuhi prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum.




 
Interaksi dari ketiga kelompok di atas dapat disajikan dalam sebuah Diagram Venn dengan penjelasan sebagai berikut :
·         Lingkaran U, mencerminkan kepentingan dari para pengguna akan informasi yang dianggap bermanfaat untuk pengambilan keputusan ekonomi,
·         Lingkaran C, mencerminkan kumpulan informasi yang diterbitkan dan diungkapkan oleh perusahaan (walaupun berada diluar atau didalam luar batasan dari prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum),
·         Lingkaran P, mencerminkan kumpulan informasi yang dapat dibuat dan diverifikasi oleh profesi akuntansi.
·         Area yang diberi nama I, mencerminkan kumpulan informasi yang dapat diterima oleh semua tiga kelompok tersebut. Area II – VII mencerminkan area-area yang menjadi konflik kepentingan.
Terdapat kemungkinan pendekatan dalam perumusan tujuan akuntansi :
1.                  Pedekatan pertama, melihat kumpulan informasi yang siap diungkapkan oleh perusahaan dan mencoba untuk menemukan cara terbaik untuk mengukur dan memverifikasi (pendekatan berorientasi kepada profesi).
2.                  Pendekatan kedua, melihat informasi yang dapat diukur dan diverifikasi oleh profesi akutan dan mencoba untuk mengakomodasikan para pengguna dan perusahaan melalui berbagai pilihan-pilihan akuntansi (pendekatan berorientasi kepada perusahaan).
3.                  Pendekatan ketiga, melihat kumpulan informasi yang dianggap relevan oleh pengguna sebagai sesuatu hal yang penting serta mendorong profesi dan perusahaan untuk membuat dan memverifikasi informasi tersebut (pendekatan berorientasi kepada pengguna).

PERUMUSAN TUJUAN LAPORAN KEUANGAN
Tujuan Laporan Keuangan menurut APB Statement No. 4
a.       Tujuan khusus dari laporan keuangan adalah menyajikan secara wajar dan sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum, posisi keuangan, hasil operasi, dan perubahan-perubahan lainnya dalam posisi keuangan.

b.      Tujuan Umum dari laporan keuangan adalah :
a.       Untuk memberikan informasi yang dapat diandalkan mengenai sumber daya ekonomi kewajiban dari perusahaan bisnis agar dapat :
-          Megevaluasi kelebihan dan kekurangannya,
-          Menunjukkan pendanaan dan investasinya,
-          Mengevaluasi kemampuan dalam memenuhi komitmen-komitmennya,
-          Menunjukkan berbagai dasar sumberdaya bagi perusahaan.

b.      Untuk memberikan informasi yang dapat diandalkan mengenai perubahan dalam sumber daya bersih dari aktivitas perusahaan bisnis yang diarahkan untuk memperoleh laba agar dapat :
-          Menyajikan ekspektasi pengembalian dividen kepada para investor,
-          Menunjukkan kemampuan operasi perusahaan dalam membayar kreditor dan pemasok, memberikan pekerjaan bagi karyawan-karyawannya, membayar pajak, dan menghasilkan dana untuk perluasan usaha,
-          Memberikan informasi untuk perencanaan dan pengendalian kepada manajemen,
-          Menyajikan profitabilitas jngka panjang.

c.       Utuk memberikan informasi keuangan yang dapat digunakan untuk mengestimasi potensi penghasilan bagi perusahaan.
d.      Untuk memberikan informasi lain yang dibutuhkan  mengenai perubahan dalam sumber daya ekonomi dan kewajiban
e.       Untuk mengungkapkan informasi lain yang relevan terhadap kebutuhan pengguna laporan.

c.       Tujuan Kualitatif dari akuntansi keuangan adalah :
1.      Relevansi, yang artinya pemilihan informasi yang memiliki kemungkinan paling besar untuk memberikan bantuan kepada para pengguna dalam keputusan ekonomi mereka.
2.      Dapat dimengerti, yang artinya tidak hanya informasi tersebut harus jelas, tetapi para pengguna juga harus dapat memahaminya.
3.      Dapat diverifikasi, yang artinya hasil akuntansi dapat didukung oleh pengukuran-pengukuran yang independen, dengan metode-metode pengukuran yang sama.
4.      Netralitas, yang artinya informasi akuntansi ditujukan kepada kebutuhan umum dari pengguna, bukannya kebutuhan-kebutuhan tertentu dari pengguna-pengguna yang spesifik.
5.      Ketepatan waktu, yang artinya komunikasi informasi secara awal, untuk menghindari adanya kelambatan atau penundaan dalam pengambilan keputusan ekonomi. 
6.      Komparabilitas (daya banding), yang secara tidak langsung berarti perbedaan-perbedaan yang terjdi seharusnya bukan diakibatkan oleh perbedaan perlakuan akuntansi keuangan yang diterapkan. 
7.      Kelengkapan, yang artinya adalah telah dilaporkannya seluruh informasi yang “secara wajar” memenuhi persyaratan dari tujuan kualiatif yang lain.

Laporan kelompok studi mengenai tujuan laporan keuangan

Metodologi yang digunakan
Dewan direksi dari American Institute of Certified Public Accoutants mengumumkan dibentuknya dua kelompok studi pada bulan April 1971. Kelompok studi pertama, “Komite Wheat” bertugas memperbaiki dan meningkatkan proses penetapan standar. Laporan yang dihasilkan oleh komite ini mencetuskan dibentuknya Financial Accounting Standards Board (FASB). Kelompok studi kedua, “Komite Trueblood” bertugas untuk mengembangkan tujuan laporan keuangan, yaitu dengan menentukan :
1.      Siapa yang membutuhkan laporan keuangan,
2.      Informasi apa yang mereka butuhkan,
3.      Seberapa banyak dari informasi yang dibutuhkan itu dapat diberikan oleh akuntansi,
4.      Kerangka apa yang dibutuhkan untuk memberikan informasi yang dibutuhkan tersebut.
5.       

Tujuan laporan Keuangan seperti yang dinyatakan dalam “laporan trueblood”

Enam tingkatan tujuan berikut ini diambil dari “Laporan Trueblood” :
1.      Tujuan dasar (No. 1)
2.      Empat tujuan (No. 2, 3, 11, dan 12) yang menyebutkan pengguna dan kegunaan yang berbeda-beda dari informasi akuntansi.
3.      Dua tujuan (No. 4 dan 5) yang menyebutkan kekuatan menghasilkan (earning power) perusahaan dan kemampuan manajemen (akuntabilitas) sebagai jenis informasi yang dibutuhkan.
4.      Satu tujuan (No. 6) yang menyebutkan sifat dari informasi yang dibutuhkan sebagai faktual dan interpretative.
5.      Empat tujuan (No. 7, 8, 9, 10) yang menguraikan laporan keuangan yang dibutuhkan memenuhi tujuan No. 6.
6.      Beberarapa rekomendasi khusus untuk laporan keuanganyang dibuat agar dapat memenuhi tujuan-tujuan sebelumnya (No. 7, 8, 9, 10).



Hakikat kerangka konseptual
Kerangka konseptual adalah sebuah konstitusi, sebuah system koheren dari tujuan dan asas yang saling berhubungan yang dapat mengarah kepada standar yang konsisten dan menentukan sifat, fungsi dan batasan dari akuntansi keuangan dan laporan keuangan. Tujuan menegaskan sasaran dan tujuan akuntansi. Asas menjadi konsep yang mendasari konsep akuntansi dan akan memandu pemilihan peristiwa yang harus diperhitungkan, pengukuran peristiwa tersebut, serta cara merangkum dan mengkomunikasikannya kepada pihak pihak yang berminat. Konsep konsep seperti ini menjadi suatu asas dalam artian bahwa konsep konsep yang lain akan dihasilkan dari asas tersebut dan penggunaannya sebagai acuan secara berulang ulang akan dibutuhkan dalam menentukan, mengartikan, dan menerapkan standar akuntansi dan pelaporan.
Sebuah kerangka konseptual ketika telah selesai dibuat akan:
·         Memandu FASB dalam membuat standar akuntansi
·         Menjadi kerangka acuan untuk menjawab pertanyaan pertanyaan akuntansi yang tidak memiliki standar resmi yang spesifik.
·         Menetukan batasan pertimbangan dalam membuat laporan keuangan
·         Meningkatkan komparabilitas dengan menurunkan jumlah metode akuntansi alternative yang tersedia

Masalah masalah dalam kerangka konseptual:
Masalah 1: Pandangan mengenai laba atau penghasilan mana yang harus digunakan?

Ada tiga pandangan berbeda yang diidentifikasikan dalam penentuan laba atau penghasilan (earnings)
·         Pandangan aktiva/kewajiban
·         Pandangan pendapatan/beban
·         Pandangan non artikulasi
Pandangan aktiva/kewajiban, atau yang disebut juga pandangan neraca atau pandangan pemeliharaan modal (balance sheet or capital-maintenance view), berpendapat bahwa pendapatan dan beban hanya berasal dari perubahan dalam aktiva dan peningkatan kewajiban. Pendapatan adalah peningkatan aktiva dan penurunan dalam aktiva bersih dikeluarkan dari definisi penghasilan- yaitu, kontribusi modal, penarikan modal, koreksi atas pendapatan di periode periode lalu , serta keuntungan dan kerugian akibat kepemilikan (holding gains and losses). Pandangan aktiva/kewajiban hendaknya tidak diinterpretasikan sebagai pengabaian atas prinsip penandingan dan pengaitan. Bahkan pada kenyataannya, penandingan pendapatan dan beban berasal dari definisi yang jelas atas aktiva dan kewajiban.
Pandangan pendapatan dan beban disebut juga pandangan laporan laba rugi atau pandangan penandingan (income statement or matching view), berpendapat bahwa adanya pendapatan dan beban dihasilkan oleh adanya kebutuhan akan penandingan yang tepat (proper matching). Laba pada dasarnya hanyalah selisih antara pendapatan di satu periode dengan beban yang terjadi untuk memperoleh pendapatan tersebut.
Penandingan yang merupakan proses pengukuran fundamental dalam akuntansi terdiri atas dua langkah:
1.      Pengakuan pendapatan atau waktu pengakuan melalui prisip realisasi.
2.      Pengakuan beban dengan tiga kemungkinan cara:
a.       Mengasosiasikan penyebab dan dampaknya, seperti harga pokok penjualan.
b.      Alokasi yang sistematis dan rasional, seperti depresiasi (penyusutan)
c.       Pengakuan langsung, seperti biaya penjualan dan administrasi.
Pandangan laba atau penghasilan yang manakah yang harus digunakan sebagai dasar dari suatu kerangka konseptual untuk akuntansi dan pelaporan keuangan? Jika artikulasi dapat dibuktikan sebagai suatu hal yang tidak hanya dibutuhkan namun ternyata juga menguntungkan, maka pilihan yang ada hanyalah antara pandangan aktiva/kewajiban atau pandangan pendapatan/beban. Pilihan di antara kedua pandangan ini tergantung pada pandangan yang manakah yang merupakan proses pengukuran yang fundamental:
1.      Pengukuran atribut atribut aktiva dan kewajiban dan perubahan perubahannya.
2.      Proses penandingan
Jika pengukuran atribut atribut aktiva dan kewajiban dan perubahan perubahannya dianggap sebagai proses pengukuran yang fundamental (seperti dalam pandangan aktiva/kewajiban), maka penghasilan hanya merupakan konsekuensi dan akibat dari perubahan perubahan tertentu dari aktiva dan kewajiban. Pandangan aktiva/kewajiban akan menentang diberlakukannya metode penangguhan dari alokasi pajak antar periode dan akan mendukung diberlakukannya metode kewajiban pajak dan metode setelah pajak.
            Masalah 2: Definisi
Definisi dari setiap elemen laporan keuangan dapat diberikan oleh pandangan aktiva/kewajiban maupun pandangan pendapata/beban.
Menurut pandangan aktiva/kewajiban, aktiva adalah sumber daya ekonomi dari sebuah perusahaan, mereka mencerminkan keuntungan- keuntungan di masa depan yang diharapkan menimbulkan arus kas masuk bersih secara langsung maupun tidak langsung. Sebagai alternative, kita dapat mengeluarkan definisi sumber daya ekonomi dari aktiva yang tidak memiliki karakteristik dapat dipertukarkan atau dapat diputuskan. Dalam kedua kasus tersebut, berdasarkan atas pandangan aktiva/kewajiban, aktiva dibatasi hanya untuk merepresentasikan sumber daya ekonomi dari perusahaan. Sumber daya ekonomi perusahaan itu sendiri adalah:
1.      Sumber daya produktif perusahaan
2.      Hak hak kontraktual untuk sumber daya produktif
3.      Produk
4.      Uang
5.      Klaim untuk menerima uang
6.      Kepemilikan saham di perusahaan lain
Jika kita mengeluarkan masalah elemen “beban yang ditangguhkan” deferred charges) dari laporan posisi keuangan, definisi mengenai aktiva yang dinyatakan oleh ketiga pandangan yang berbeda ini memiliki karakteristik umum sebagai berikut:
1.      Aktiva menggambarkan potensi arus kas yang akan diterima perusahaan
2.      Keuntungan potensial yang diterima oleh perusahaan
3.      Konsep legal dari harta kekayaan (property) dapat mempengaruhi definisi akuntansi dan aktiva.
4.      Cara aktiva tersebut diperoleh dapat menjadi bagian dari definisi. Aktiva dapat diperoleh di masa lalu atau dari transaksi atau peristiwa saat ini: peristiwa tersebut dapat terdiri atas transaksi pertukaran , perpindahan non timbal balik dari pemilik atau bukan pemilik, atau hadiah, dan mungkin tidak memasukkan kontrak- kontrak pelaksanaan (executor contracts)
5.      Dapat dipertukarkan mungkin menjadi karakteristik aktiva yang penting.
Manakah dari definisi atau modifikasi dari definisi di atas yang sebaiknya membentuk substansi dari definisi “aktiva” bagi kerangka konseptual pelaporan dan akuntansi keuangan? Hal yang diperlukan adalah definisi yang mampu memenuhi generalisasi penerapan yang diminta oleh kerangka konseptual. Definisi seperti itu hendaknya memperhitungkan karakteristik berikut ini:
1.      Aktiva hanya mencerminkan sumber daya ekonomi dan tidak termasuk “beban yang ditangguhakan”
2.      Aktiva mencerminkan potensi arus kas bagi perusahaan.
3.      Potensi keuntungan dapat diperoleh oleh perusahaan.
4.      Aktiva mencerminkan hak legal yang mengikat kepada keuntungan tertentu, hasil hasil dari masa lalu atau transaksi saat ini dan meliputi seluruh komitmen, seperti dalam kontrak pelaksanaan
5.      Dapat dipertukarkan bukan merupakan karakteristik yang penting dari aktiva kecuali untuk “beban yang ditangguhkan” agar tetap memasukkan semua yang tidak berwujud sebagai aktiva dan tidak memasukkan “beban yang ditangguhkan”.
Elemen kedua yang harus didefinisikan adalah “kewajiban”. Menurut pandangan aktiva/kewajiban. Kewajiban adalah keharusan perusahaan untuk mentransfer sumber daya ekonomi kepada entitas lain di masa depan.
Jika kita mengabaikan elemen “kredit yang ditangguhkan”, definisi dari kewajiban yang disajikan di ketiga pandangan yang berbeda ini akan memiliki karakteristik umum sebagai berikut:
1.      Kewajiban adalah pengorbanan sumber daya ekonomi di masa depan.
2.      Kewajiban memcerminkan tanggung jawab bagi suatu perusahaan tertentu.
3.      Kewajiban dapat dibatasi hanya berupa utang-utang yang sah (legal)
4.      Kewajiban terjadi dari transaksi atau peristiwa masa lalu atau yang terjadi saat ini.
Menurut pandangan pendapatn/beban, penghasilan diperoleh dari penandingan antara pendapatan dan keuntungan serta, mungkin pula dari keuntungan da keruguan. Karenanya keuntungan dan kerugian dapat dibedakan dari pendapatan dan beban, atau mereka dapat dianggap sebagai bagian daripadanya. Setiap kemungkinan komponen dari pengahsilan (pendapatan, beban, keuntungan, dan kerugian) dapat didefenisikan sebagai berikut:
1.      Pendapatan dan beban
Menurut pandangan aktiva/kewajiban, pendapatan, yang mencakup keuntungan dan kerugian didefenisikan sebagai peningkatan aktiva atau penurunan kewajiban yang tidak mempengaruhi modal. Begitu pula beban, yang mencakup keuntungan dan kerugian didefenisikan sebagai penurunan aktiva atau peningkatan kewajiban yang timbul dari pengguna sumber daya ekonomi dan jasa selama suatu periode tertentu.

2.      Keuntungan dan kerugian
Menurut pandangan aktiva/kewajiban, keuntungan didefenisikan sebagai meningkatnya aktiva bersih di luar peningkatan dari pendapatan atau perubahan modal. Begitu pula kerugian didefenisikan sebagai penurunan dari aktiva bersih di luar penurunan dari beban atau perubahan modal. Jadi, keuntungan dan kerugian merupakan bagian dari penghasilan yang tidak dijelaskan oleh pendapatan dan beban.

3.      Hubungan antara penghasilan dan komponen-komponennya: terdapat tiga hubungan utama antara laba dan komponen-komponennya.
a.       Laba= Pendapatan- Beban+keuntungan –Kerugian
b.      Laba= Pendapatan- Beban
c.       Laba= Pendapatan (termasuk keuntungan)- beban (termasuk kerugian)

Masalah 8: Konsep pemeliharaan modal atau pengembalian biaya mana yang harus digunakan?
Terdapat dua konsep pemeliharaan modal: konsep modal keuangan dan konsep modal fisik.
Kedua konsep tersebut menggunakan pengukuran dalam satuan uang atau satuan daya beli umum yang sama, yang mengakibatkan munculnya empat kemungkinan konsep pemeliharaan modal:
1.      Modal keuangan yang diukur dalam satuan uang
2.      Modal keuangan yang diukur menurut unit daya beli umum yang sama
3.      Modal fisik yang diukur menurut unit uang
4.      Modal fisik yang diukur menurut unit daya beli umum yang sama
Masalah 9: metode pengukuran mana yang harus digunakan?
Masalah mengenai metode pengukuran akan berkaitan dengan  penentuan baik dari unit pengukuran maupun atribut yang hendak diukur. Sepanjang kepentingan dari unit pengukuran, pilihannya adalah antara jumalah dolar akrual dan dolar yang telah disesuaikan dengan daya beli umum. Sedangakan sepanjang kepentingan dari atribut tertentu yang hendak diukur, ada lima pilihan yang tersedia:
1.      Metode biaya historis
2.      Biaya saat ini
3.      Nilai jual saat ini
4.      Nilai jual yang diharapkan
5.      Nilai sekarang dari arus kas yang diharapkan
Tujuan pelaporan keuangan
Tujuan pelaporan keuangan oleh perusahaan bisnis
1.      Memberikan informasi yang berguna bagi para calon investor dan kreditor maupun yang sudah ada dan para pengguna lainnya dalam membuat investasi, kredit dan keputusan keputusan lain yang serupa secara rasional. Informasi tersebut sebaiknya dapat dimengerti oleh mereka yang memiliki cukup pemahaman akan bisnis dan aktivitas ekonomi serta bersedia untuk mempelajari informasi tersebut dengan ketekunan yang wajar.
2.      Memberikan informasi untuk membantu para calon investor dan kreditor serta para pengguna lain yang sudah ada dalam menilai jumlah, waktu dan ketidakpastian dari penerimaan kas prospektif untuk dividen atau bunga dan penerimaan dari penjualan, penebusan, atau jatuh temponya surat berharga atau pinjaman.
3.      Memberikan informasi mengenai sumber daya ekonomi dari perusahaan, klaim untuk sumber daya tersebut (kewajiban dari perusahaan untuk mentransfer sumber daya ke entitas dan ekuitas pemilik lainnya), serta dampak dari transaksi transaksi peristiwa dan kejadian yang mengubah sumber daya dan klaim atas sumber daya tersebut
4.      Memberikan informasi mengenai kinerja keuangan perusahaan selama periode tersebut. Para investor dan kreditor seringkali menggunakan informasi masa lalu untuk membantu menilai prospek dari sebuah perusahaan. Jadi, meskipun keputusan investasi dan kredit mencerminkan ekspektasi dari para investor dan kreditor mengenai kinerja perusahaan di masa depan, ekspektasi ekspektasi tersebut umumnya didasarkan pada paling sedikit sebagian dari evaluasi kinerja perusahaan.
5.      Memberikan informasi mengenai bagaimana perusahaan memperoleh dan menggunakan kasnya, mengenai pinjaman dan pembayaran kembali pinjaman tersebut, mengenai transaksi transaksi modalnya, termasuk dividen kas dan distribusi sumber daya ekonomi lainnya kepada pemilik dan mengenai faktor faktor lain yang dapat mempengaruhi likuiditas maupun solvabilitas perusahaan tersebut.
6.      Memberikan informasi mengenai bagaimana manajemen dari sebuah perusahaan menggunakan tanggung jawab pengurusannya kepada pemilik (pemegang saham) untuk penggunaan sumber daya perusahaan yang dipercayakan kepadanya.
7.      Meberikan informasi yang berguna bagi para manajer dan direktur dalam mengambil keputusan yang sesuai dengan keinginan dari pemilik.

Tujuan pelaporan keuangan oleh oraganisasi organisasi nonbisnis
Organisasi nonbisnis berbeda dari oragnisasi bisnis dilihat dari dua hal. Organisasi nonbisnis:
1.      Tidak memiliki indikator kinerja yang dapat dibandingkan dengan laba pada perusahaan bisnis.
2.      Pada umumnya tidak menjadi subyek ujian dari kompetisi pasar.
Tiga karakteristik utama yang membedakan organisasi-oraganisasi non bisnis adalah
1.      Sejumlah besar sumber daya diterima dari penyedia sumber daya, yang tidak mengharapkan untuk menerima pembayaran kembali ataupun keuntungan ekonomi yang proporsional terhadap sumber daya yang telah mereka berikan.
2.      Operasi bisnisnya terutama bergerak untuk tujuan tujuan selain penyediaan barang atau jasa yang mendapatkan laba atau ekuivalen laba.
3.      Tidak ada saham kepemilikan yang pasti yang dapat dijual, dialihkan, atau ditebus atau yang akan menjadi hak atas bagian dari distribusi nilai sisa dari sumber daya pada saat organisasi dilikuidasi.

Untuk memenuhi informasi dari pengguna pengguna, FASB mengeluarkan draft eksposur yang memberikan tujuan tujuan berikut ini:
1.      Informasi yang bermafaat dalam pengambilan keputusan mengenai alokasi sumber daya; pelaporan keuangan oleh organisasi non bisnis hendaknya memberikan informasi yang bermanfaat bagi penyedia sumber daya dalam melakukan pengambilan keputusan yang rasional atas pengalokasian sumber daya di organisasi organisasi tersebut.

2.      Informasi yang bermanfaat dalam menilai jasa dan kemapuan untuk memberikan jasa;pelaporan keuangan oleh organisasi non bisnis hendaknya memberikan informasi yang bermanfaat bagi penyedia sumber daya yang sudah ada maupun yang potensial dalam menilai jasa yang diberikan oleh organisasi nonbisnis dan kemapuannya untuk terus memberikan jasa tersebut.
3.      Informasi yang bermanfaat dalam menilai kepengurusan dan kinerja manajemen: pelaporan keuangan oleh organisasi nonbisnis hendaknya memberikan informasi yang bermanfaat bagi penyedia sumber daya yang sudah ada maupun yang potensial dalam menilai bagaimana manajer dari sebuah organisasi nonbisnis melaksanakan tanggung jawab kepengurusan mereka dan aspek aspek kinerja mereka yang lain.

4.      Informasi mengenai sumber daya ekonomi, kewajiban, sumber daya bersih dan pembebanan pembebanannya; pelaporan keuangan oleh organisasi non bisnis akan kepentingan pada sumber daya sumber daya tersebut.
           
Konsep-konsep Fundamental
            Konsep-konsep fundamental meliputi karakteristik kualitatif dari informasi akuntansi maupun definisi dari elemen-elemen laporan keuangan. FASB mengeluarkan SFAC ( Statement of Financial Accounting Concepts) no.2 yang memberikan kriteria untuk melakukan pemilihan di antara:
1.      Metode akuntansi dan pelaporan alternatif
2.      Persyaratan pengungkapan
Kegunaan dari pengambilan keputusan disajikan sebagai kualitas informasi terpenting. Relevansi dan keandalan sebagai dua kualitas utama, dengan elemen-elemen yang berhubungan. Komparabilitas dan konsistensi disajikan sebagai kualitas sekunder dan interaktif.
1.      Relevansi : Agar informasi dapat memenuhi standar relevansi. Informasi harus ditujukan dan diasosiasikan secara bermanfaat dengan tindakan yang telah dirancang untuk memfasilitasinya atau hasil yang ingin diperolehnya.
2.      Keandalan: sebagai “kualitas yang memungkinkan pengguna data agar dengan yakin mengandalkannya sebagai pencerminan dari apa yang dimaksud untuk disajikan. Keandalan dari informasi akan tergantung pada tingkat ketepatan penyajiannya atas suatu peristiwa.
3.      Kualitas sekunder: Kualitas sekunder komparabilitas dan konsistensi adalah  kualitas yang diusulkan oleh SFAC no. 2  FASB. Komparabilitas dijabarkan sebagai penggunaan metode yang sama dalam  suatu waktu oleh perusahaan tertentu. Tetapi konsistensi tidak berarti bahwa metode akuntansi tertentu tidak dapat diubah setelah digunakan.
4.      Pertimbangan biaya manfaat: diakui sebagai salah satu batasan umum. Informasi akuntansi manfaat akan dicari jika keuntungan yang didapat dari informasi tersebut melebihi biayanya.
5.      Materialitas: dipandang sebagai ambang batas untuk pengakuan. Ini merupakan suatu kondisi yang dianggap penting secara relatif.

Pengakuan dan Pengukuran
Statement of Financial  Accounting Concepts (SFAC) no.5 dimaksudkan untuk menyelesaikan masalah pengakuan dan pengukuran ini. Dalam kaitannya dengan pengakuan, pernyataan tersebut diatas telah meninggalkan tanggung jawabnya dengan menyatakan sejak awal bahwa pengakuan dan kriteria pedoman adalah secara umum konsisten dengan praktik akuntansi yang berlaku dan bukan merupakan suatu perubahan radikal. Dalam kaitannya dalam pengukuran, laporan melihat 5 atribut yang berbeda dari aktiva dan kewajiban yang disajikan dalam memorandum diskusi:
      Biaya historis
      Nilai pasar saat ini
      Biaya penggantian saat ini
      Nilai bersih yang dapat direalisasikan
      Nilai arus kas masa depan saat ini

Laporan-laporan lain
1.      Laporan Perusahaan
Pada tahun 1975, Accounting Standards Steering Committee dari Institute of Chartered Accountants in England and Wales menerbitkan The Corporate Report, sebuah makalah pembahasan yang dimaksudkan sebagai suatu langkah maju ke arah peninjauan besar oleh para pengguna, tujuan dan metode pelaporan keuangan modern di Inggris. Laporan ini berhubungan dengan akuntabilitas publik dari segala bentuk entitas ekonomi, terutama pada perusahaan bisnis. Laporan ini mencoba untuk menyusun  sekumpulan konsep yang sedang dikembangkan sebagai dasar dari pelaporan keuangan.
Setelah menilai enam dasar pengukuran (biaya historis, daya beli, biaya penggantian, nilai bersih yang dapat direalisasikan, nilai bagi perusahaan, dan nilai sekarang yang bersih) terhadap tiga kriteria ( penerimaan teoritis, kegunaan dan kepraktisan), laporan menolak digunakannya biaya historis dan memilih menggunakan nilai saat ini yang disertai dengan penggunaan penyesuaian indeks umum.
Kesimpulannya, perbandingan antara temuan-temuan dan rekomendasi prinsipil dari “The Corporate Report” dan “Laporan Trueblood” tidak akan dapat dilakukan tanpa mempertimbangkan perbedaan ekonomi dan lingkungan politik di Inggris dan Amerika Serikat. Secara umum The Corporate Report menyatakan perhatian yang lebih tegas bagi laporan yang dapat digunakan untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi dan sosial masyarakat.

2.      Laporan Stamp
Canadian Institute of Chartered Accountants (CICA) menerbitkan studi riset pada bulan Juni 1980 yang berjudul Corporate Reporting: Its Future Evolution, yang ditulis oleh Profesor Edward Stamp dan dikenal dengan nama Stamp Report. Motivasi utama karena (1) kerangka konseptual dari FASB yang tidak sesuai bagi Kanada, jika melihat perbedaan lingkungan, sejarah, politik, dan hukum antara Amerika Serikat dengan Kanada. (2) kerangka tersebut memberikan Kanada penyelesaian bagi masalah peningkatan mutu dari standar akuntansi keuangan perusahaan yang dimilikinya.
Pendekatan yang diusulkan oleh  “laporan stamp” ini bersifat evolusioner. Hal ini mengidentifikasikan masalah konseptual dan memberikan solusi dari segi identifikasi tujuan  pelaporan keuangan perusahaan, pengguna laporan perusahaan, sifat dari kebutuhan pengguna, dan kriteria untuk penilaian mutu standar.

No comments:

Followers