Siapa
yang patut disalahkan?
Beredar
video yang menontonkan kekerasan yang terjadi di sebuah Sekolah Dasar di Kota XXX.
Video yang berdurasi selama satu menit lima puluh dua detik ini memperlihatkan
bagaimana seorang murid perempuan berjilbab disiksa oleh teman-temannya. Siswi
itu di pukul dan juga ditendang. Bukan hanya teman perempuannya, tapi juga
teman laki-laki. Mereka melakukannya dengan senang hati tanpa takut. Mereka
yang menyaksikan tidak ada yang berinisiatif untuk melerai apalagi menghentikan
tidakan itu. Ada dari mereka yang
terdengar berteriak menyuruh untuk meneruskan perbuatan itu. Sungguh ironis.
Sungguh mengerikan. Saya sangat terkejut dan prihatin ketika menyaksikan video
yang beredar itu.
Entah
siapa yang bisa kita salahkan atas kejadian itu. Kita tidak mungkin menyalahkan sepenuhnya perbuatan mereka.
Karena, mereka hanyalah anak-anak yang baru tumbuh dan tidak mengerti apa yang
buruk dan apa yang baik untuk mereka. Mereka adalah anak-anak yang bisanya
meniru tanpa memikirkan apakah itu merugikan mereka atau tidak. Terlepas dari
semua itu, ada beberapa pihak yang bertanggung atas perbuatan yang tidak baik
dari anak-anak itu.
Pertama,
orang tua. Mereka adalah orang yang paling penting dalam proses mendidik anak. Karena baik atau
buruknya sikap anak adalah tergantung dari bagaimana orangtuanya mendidik dan
membesarkannya. Meskipun, anak-anak diserahkan ke sekolah, bukan berarti tugas
orang tua dalam mendidik anak berhenti sampai disitu. Karena mereka harus tetap
peduli dan tanggap terhadap pendidikan anak terutama yang berhubungan dengan
kebutuhan kejiwaan sang anak seperti menanamkan sifat jujur, disiplin, tanggung
jawab, mengajarkan bagaimana dia mengelola emosi dan perasaannya dan merasa
disayangi dan dicintai. Selain itu, peran orang tua tidak hanya mendidik tetapi
juga mengawasi, mengingat kecanggihan teknologi membuat anak-anak rentan
terhadap media yang mengajarkan hal-hal buruk kepadanya. Seperti media
televisi, internet atau media lain. Hal-hal yang mereka suguhkan kadang tidak
mendidik anak-anak, tetapi malah menjerumuskan. Seperti yang kita lihat di
sinetron-sinetron yang akhir-akhir ini sedang hangat-hangatnya. Adegan-adegan
yang mereka tontonkan bisa saja mengajarkan anak untuk meniru seperti di
Televisi. Alasan mereka sederhana “Di TV orangnya kayak gitu ma, biar keren”.
Disini, peran orang tua sangat penting dalam mengontrol perilaku anak.
No comments:
Post a Comment